Pada bulan Maret 2021 vaksinasi COVID-19 sudah memasuki tahap penyuntikan bagi petugas pelayan publik. Laman Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Â melansir hingga 6 Maret 2021 sudah 2,5 juta dan 1,1 juta lebih vaksin dosis-1 disuntikkan kepada masyarakat Indonesia dari target 40,3 juta dosis. Penyuntikan dimulai sejak 13 Januari 2021 menggunakan vaksin dari produsen Sinovac.Â
Sinovac merupakan vaksin dengan platform inactivated virus atau virus yang telah dimatikan. Â Pengertian platform di sini adalah teknologi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari vaksinasi. Tujuan pemberian vaksin COVID-19 adalah meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus penyebab penyakit yaitu virus SARS-CoV-2 atau secara teknis bertujuan meningkatkan kadar/titer antibodi dalam tubuh sehingga individu kebal terhadap penyakit.Â
Seperti halnya kendaraan, komputer, telepon genggam atau piranti teknis lain yang menggunakan berbagai teknologi untuk mencapai tujuannya, vaksin juga memiliki platform teknologi yang dikembangkan para peneliti. Teknologi yang dipakai Sinovac misalnya merupakan platform yang lama dan sudah banyak digunakan untuk vaksin-vaksin sebelumnya. Karena penggunaannya untuk manusia, faktor keamanan ketika disuntikkan ke dalam tubuh menjadi perhatian yang utama dalam pemberian vaksin.
Dari laman World Health Organization (WHO) yang diakses tanggal 6 Maret 2021 penulis mendapatkan tujuh jenis teknologi vaksin yang dipakai dan dikembangkan untuk mencegah COVID-19. Teknologi tersebut bervariasi dari yang paling lama digunakan hingga terbaru. Berikut akan dijelaskan secara ringkas tujuh teknologi tersebut diurut mulai dari yang terlama.
Attenuated Live Virus
Teknologi ini merupakan platform vaksin paling awal yaitu memasukkan virus yang sudah dilemahkan atau tidak memiliki kemampuan menyebarkan penyakit ke dalam tubuh. Dengan teknik tertentu, peneliti 'menjinakkan' virus untuk memancing tubuh mengeluarkan zat kekebalan tubuh atau antibodi. Teknologi ini memiliki kelebihan yaitu menghasilkan kekebalan secara alamiah atau tidak dibuat-buat artinya relatif aman. Namun teknologi ini tidak cocok untuk wanita hamil dan orang yang memiliki masalah respon terhadap kekebalan tubuh. Jenis vaksin yang sudah menggunakan teknologi ini adalah vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella), vaksin Demam Kuning (yellow fever), dan vaksin cacar. Tidak ada vaksin COVID-19 yang dikembangkan dengan teknologi ini.
Whole Inactivated Virus
Teknologi ini menyuntikkan virus yang telah dimatikan (inactivated) ke dalam tubuh untuk 'memancing' tubuh menghasilkan antibodi. Kelebihannya adalah kekuatan vaksin untuk memancing zat kekebalan tubuh lebih kuat dibandingkan jika virus dilemahkan. Kelemahannya teknologi ini membutuhkan virus (yang akan dimatikan) dalam jumlah besar, sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk membiakkan virus. Contoh vaksin yang telah menggunakan platform ini adalah vaksin influenza, vaksin rabies, dan vaksin hepatitis-A. Sementara vaksin COVID-19 dengan platform ini adalah Sinovac dan Sinopharm.
Protein Subunit
Jika dua teknologi sebelumnya menggunakan seluruh tubuh/bagian virus untuk memancing kekebalan, maka pada teknologi ini yang dipakai adalah bagian dari virus. Struktur tubuh virus terdiri dari berbagai macam unsur dan salah satunya adalah zat protein. Dengan teknologi ini peneliti mengembangkan zat protein yang diperoleh dari tubuh virus. Efek samping yang dihasilkan dengan memasukkan 'hanya' zat protein saja lebih sedikit dibandingkan jika memasukkan virus secara utuh. Namun bisa terjadi zat kekebalan yang dihasilkan lebih sedikit atau lebih lemah serta memerlukan proses yang kompleks. Contoh vaksin yang sudah menggunakan teknologi ini adalah vaksin influenza. Novavax adalah merk vaksin COVID-19 yang menggunakan platform ini.
Recombinant