Namun, teknologi pertanian juga menghadapi sejumlah masalah, terutama di Indonesia. Hambatan yang sering ditemui termasuk infrastruktur yang belum memadai, keterbatasan akses terhadap teknologi, dan rendahnya literasi teknologi di kalangan petani.
Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari kedua sektor publik dan swasta untuk mengatasi tantangan tersebut.Â
Subsidi mesin dan alat pertanian, pelatihan penggunaan teknologi, dan akses ke dana untuk membeli teknologi yang dibutuhkan adalah beberapa contoh dukungan yang dapat diberikan.
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, adalah salah satu daerah di Indonesia yang berhasil menerapkan pertanian cerdas berbasis TI. Inovasi pertanian pintar ini menggabungkan berbagai teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Berbagai teknologi informasi telah digunakan oleh Kabupaten Sragen dalam bidang pertanian.Â
Beberapa contohnya termasuk penggunaan sistem informasi geografis (GIS) untuk pemetaan lahan pertanian, internet of things (IoT) untuk mengelola irigasi dan memantau kondisi tanaman, dan penggunaan drone untuk pemantauan dan penyemprotan.Â
Inisiatif ini dimulai dengan petani dikenalkan dengan teknologi pertanian kontemporer melalui demonstrasi dan program pelatihan yang dirancang oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian.Â
Untuk memastikan penggunaan air yang efisien, sistem irigasi pintar yang terintegrasi dengan internet of things (IoT) di Sragen menggunakan sensor kelembapan tanah yang terhubung ke aplikasi smartphone.Â
Ini memungkinkan petani mengatur pengairan secara otomatis sesuai dengan kebutuhan tanaman mereka. Teknologi ini sangat bermanfaat, terutama selama musim kemarau, ketika mengelola air sangat penting.Â
Di Sragen, penggunaan drone telah menjadi bagian penting dari pertanian, terutama dalam hal pemantauan dan penyemprotan pestisida dan pupuk di seluruh lahan.Â