Sebagian dari kita percaya dan yakin bahwa  jodoh merupakan ketetapan (takdir) Tuhan. Manusia tak punya andil dalam menentukan dan memutuskan  jodoh.
Maka dari itu, bagaimana jodoh kita, mau itu putih, tinggi tua, muda, apapun itu sepenuhnya urusan Tuhan, Kita hanya mengikuti dan menerima apa yang telah ditetapan oleh Tuhan.
Lalu apa itu jodoh?
Pengertian jodoh dalam KBBI adalah 1 n orang yang cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup; imbangan: berhati-hatilah dalam memilih --; 2 n sesuatu yang cocok sehingga menjadi sepasang; pasangan: mana --- sepatu  ini; 3 a cocok; tepat: ia telah meminum obat itu, tetapi tidak --;
Nah, dari pengertian di atas, kita bisa memahami bahwa jodoh adalah sesuatu yang cocok, sehingga menjadi pasangan atau pendamping. Misal, pasangan hidup (suami/istri), pasangan sepatu, sendal dan hal lainnya yang kita anggap cocok untuk kita satukan atau pasangkan; atau juga hubungkan.
Namun, benarkah jodoh itu sepenuhnya ditentukan oleh Tuhan?
Suatu ketika saya pernah diundang untuk membawakan materi tentang "kemerdekaan manusia dan keharusan universal "di salah satu Organisasi Mahasiswa Muslim.
Singkatnya. Ketika sedang menyampaikan/menjelaskan materi tersebut. Seorang mahasiswa menyela dengan pertanyaan "Benarkah manusia itu merdeka"?
Iya, kita manusia ditetapkan Tuhan untuk merdeka. Jawabku.
Lalu bagaimana dengan Jodoh dan kematian? Bukankah kedua hal tersebut  merupakan ketetapan Tuhan yang tak dapat diganggu gugat. UjarnyaÂ
Saya hanya tersenyum lalu bertanya. Saat ini, dengan kehendak dan atas pilihanmu, dapatkah kamu mengakhiri hidupmu?
Ia hanya terdiam.
Ketika kamu berkendak, saat ini pun kamu bisa mengakhiri hidup mu, tanpa campur tangan Tuhan. Mengapa? Karena kamu pun memiliki ikhtiar untuk memutuskan/menentukan kematianmu.
Pun dengan Jodoh. Kamu diberi kemerdekaan untuk memilih dan menentukan jodohmu.
Misal, Kalau kamu hanya berdiam diri di kamar dan berdoa, apakah jodoh akan datang? Saya yakin, tak satupun jodoh yang akan datang, Â kalaupun datang, mungkin dicarikan orang tua atau keluarga yang kasihan padamu, karena hanya berdoa di kamar tanpa melakukan upaya apapun untuk mendapatkan jodoh.
Atau misal, ada yang mengatakan, kami berdua sudah menjalani hubungan (pacaran) selama bertahun-tahun, tetapi karena ia bukan jodohku makanya kami berpisah.
Benarkah demikian?
Bukankah yang memutuskan mengakhiri itu adalah mereka. karena merasa dalam hubungan sudah tidak ada lagi kecocokan atau sudah tidak saling pengertian akhirnya mengambil keputusan untuk berpisah. Lalu mengapa keputusan (pilihan) untuk berpisah itu dikaitkan dengan kehendak Tuhan?Â
Aneh, bukan?Â
Lalu adakah peran Tuhan dalam Jodoh kita?
Tentu ada, Â peran Tuhan itu universal, tak bersifat partikular. Keuniversalannya yaitu pada penciptaan dan pengetahuanNya.
Tuhan menetapkan kematian dan jodoh di Alam ini. Namun Tuhan juga telah menetapkan kita untuk merdeka dalam memilih dan tidak memilih.
Sehingga dalam siklus hidup kita ada peran (Ketetapan Tuhan) dan juga ada pilihan (ikhtiar) kita manusia.
Tak ada salahnya manusia berdoa meminta jodoh, itupun merupakan sebuah ikhtiar. Namun alangkah baiknya selain berdoa, manusia juga berupaya dalam bentuk tindakan, menyelisik atau dalam istilah anak tehnik "mengekplorasi" untuk mendapatkan jodoh yang layak dan tepat untuk dijadikan pasangan hidup. Hehe
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh Bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui," bunyi Surah Ya Sin Ayat 36
Dengan demikian kalau ditarik kesimpulan pada Alam ini telah Tuhan tetapkan (Takdir) Jodoh. Akan tetapi bagaimana jodoh itu, kitalah yang memilih dan menentukannya.
Singkatnya, jodoh merupakan ketetapan (takdir)Tuhan, yang pada ketetapan itu ada juga peran manusia dalam mengupayakan dan memilih mana yaang terbaik dan cocok untuk dijadikan pendamping hidup.Â
Kata Prof. Felix tani: Masa depan itu dijelang, kecocokan (jodoh)itu dirancang, dan perbaikan diri itu selama hidup.
Baca juga : Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H