Di kampung saya, ada sebuah tradisi /kebiasaan yang dilakukan orang tua( tetua). Berupa petuah (nasehat) orang tua kepada pengantin.
Biasanya, selepas acara pernikahan. Sebelum mempelai perempuan di boyong ke rumah mempelai laki-laki. Kedua mempelai akan di dudukan di hadapan seorang tetua. Kemudian tetua tesebut akan memberikan patuah/nasehat kepada kedua mempelai itu.
Petuah berupa menjaga keharmonisan, saling mencintai hingga maut menjemput, dan juga petuah tentang kehidupan yang di ambil dari karakter/ sifat binatang di sekeliling kita.
Ada sebuah petuah yang terdengar lucu. “Belajarlah dari Bebek”. Saya sempat tertawa mendengar kata-kata itu.
Namun ketika saya mendengar penjelasan itu. Saya jadi mengangguk-anguk, pertanda paham.
Katanya. Kalau mau mengetahui sifat “rendah hati”. Lihatlah karakter/sifat bebek.
Kata Bebek, tentu tidak asing terdengar di telinga. kita tahu bersama, bahwa bebek merupakan sejenis burung atau unggas yang hidup dan tinggal di dekat manusia. Bebek juga dipelihara untuk diambil daging dan telurnya.
Akan tetapi, di daerah saya, ketika kita menyebutkan nama bebek, orang akan mengatakan bahwa bebek itu seperti yang ada pada gambar di atas. Sedangkan itik bisa anda lihat pada gambar di bawah ini.
Saya tidak akan berlama-lama menjelaskan panjang lebar tentang ciri dan juga jenis bebek. Fokus tulisan sama adalah pelajaran yang bisa kita petik dari bintang satu ini.