Mohon tunggu...
Ade T Bakri
Ade T Bakri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka kopi

Adenyazdi.art.blog

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masa Kelam Demokrasi

1 September 2020   20:29 Diperbarui: 5 September 2020   14:29 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:baliexpress.jawapos.com

Pemilihan umum hanya sekedar seremoni, karena sudah bisa ditebak, siapa yang akan memenangkan pemilihan umum. 

Setiap orang-orang yang ada dalam pemerintahan, seperti aparatur sipil negara (ASN) pasti akan memilih partainya Harmoko. 

Orang-orang di sini heran, mengapa mesti ada kampanye, kalau toh akhirnya yang menang adalah partai Harmoko? 

Sialnya. Pada masa itu orang-orang wajib mengikuti Pemilu. Tak boleh ada penolakan. Kalau menolak, orang-orang akan dipenjara. Walaupun misalkan orang itu sakit, ia tetap harus memilih.

Kotak suara akan diantar ke rumah-rumah orang yang sakit, kalau ia tidak ke tempat pemungutan suara (TPS). 

Pada masa itu, orang-orang tak banyak berbicara mengenai pemerintah. Orang-orang banyak yang takut. Misalkan ada orang yang berbicara tentang kejelekan Presiden atau Pemerintah. Serdadu-serdadu  akan membawanya pergi entah kemana. Orang-orang takut ketika dibawa pergi, karena yang dibawa pergi itu, tak pernah pulang-pulang. 

Orang-orang di sini menjalani hidup sebagai mana adanya. Tak banyak bicara tentang pemerintah atau negara. Orang-orang tak tahu bahwa sistem pemerintahan kita adalah Demokrasi pancasila. Seandainya mereka tahu pun, mereka tak bisa berbuat apa-apa. 

Demi menjaga eksistensi pancasila dan NKRI, anak-anak sekolah selalu di beri pelajaran moral pancasila (PMP) dan juga pelajar tentang pedoman pengamalan dan penghayatan pancasila (P4), diajarkan juga tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Tapi tak banyak yang mengerti maknanya, sebab mereka hanya menghafalnya. Misalkan pancasila, anak-anak hanya menghafalkannya pada saat upacara bendera, itulah mengapa Pancasila tak begitu tertanam dalam hati. 

Orang-orang tak tahu mengapa presiden yang sama tetap terpilih hingga 31 tahun. 

Pada akhirnya, hanya sebagian yang tahu bahwa ia akhirnya diturunkan oleh aksi Mahasiswa dan masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun