Kita boleh aja benci politik, tapi suka nggak suka, banyak keputusan penting yang terkait diri kita diambil melalui sistem politik,” sambungnya.
Oleh karenanya, hanya ada dua pilihan untuk generasi muda yakni diam atau terlibat dalam keputusan politik tersebut.
Bagi saya dan anak muda lainnya, ada dua pilihan. Diam dan melihat orang lain yang menentukan masa depan, atau turun dan terlibat menentukan masa depan kita sendiri,” ujar Giring.
“Saya memilih untuk turun dan terlibat. Saya percaya anak muda harus melibatkan diri untuk terjun dalam dunia politik,” sambungnya.
Kata-kata di atas bagi saya adalah sebuah pesan yang baik untuk generasi muda. Dari kata-katanya tersebut, saya melihat adanya keseriusan Giring Ganesha.
Saya teringat ucapan Bertolt Brecht seorang penyair Jerman: "Buta terburuk adalah buta politik, orang yang buta politik tak sadar bahwa biaya hidup, harga makanan, harga rumah, harga obat, semuanya bergantung keputusan politik. Dia membanggakan sikap anti politiknya, membusungkan dada dan berkoar 'aku benci politik! Sungguh bodoh dia, yang mengetahui bahwa karena dia tak mau tahu politik, akibatnya adalah pelacuran, anak terlantar, perampokan, dan yang terburuk korupsi dan perusahan multinasional yang menguras kekayaan Negeri.
Dengan demikian, menurut saya Giring Ganesha tidak sedang mencari sensasi atau sekedar mengangkat popularitas partainya.
Seperti yang di katakan Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Ia
menilai, keinginan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha, untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden merupakan bagian dari sebuah strategi besar untuk meningkatkan popularitas PSI. (Kompas.com, Selasa 25/8/2020)".
Tapi di situ saya melihat adanya keseriusan dari seorang Giring Ganesha, barangkali dari pengalamannya sebagai pengurus partai, ia melihat adanya ketimpangan di tengah-tengah masyarakat. Sehingga tergerak hatinya untuk terlibat langsung, bukan hanya sebagai seorang pengamat, tapi mengambil peran sebagai seorang kepalanya Negara, agar bisa menciptakan kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sekali lagi sebagai seorang "Pemuda" Saya memaklumi Itu.
Salam Kebajikan.