Mohon tunggu...
Ade Arya Yunissa
Ade Arya Yunissa Mohon Tunggu... Jurnalis - Bachelor of International Relations

Think globally. Act locally

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kerja Sama dan Peran Amerika Serikat dalam Menjaga Dinamika Keamanan di Laut Cina Selatan

23 Januari 2020   11:04 Diperbarui: 23 Januari 2020   11:15 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

  • Latar Belakang 

Laut China Selatan merupakan laut dengan banyak kelebihan sumber daya alam yang dimiliki dengan luas kurang lebih 3.500.000 km2.  Laut China Selatan memiliki 4 kepulauan, yaitu Paracel, Spartly, Pratas dan kepulauan Maccaslesfield. Laut China Selatan hingga saat ini masih dan terus menjadi perebutna banyak Negara di kawasan Asia Tenggara. 

Negara-negara seperti China, Taiwan, Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam saling mengajukan klaim kepemilikan atas wilayah territorial laut China Selatan. Perebutan wilayah dengan tindakan saling mengklaim tersebut bukan tanpa alasan. Laut China Selatan memiliki banyak alasan untuk diperebutkan, seperti letaknya yang strategis dan potensi sumber daya yang dimilikinya. Perebutan wilayah yang terjadi ini dapat memicu potensi terjadinya konflik.

Konflik yang ada di kawasan Laut Cina Selatan berkaitan dengan klaim tumpang tindih atas pulau beserta gugus karangnya, yaitu klaim garis batas laut territorial, landasan kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) (Melita:2018). Konflik yang terjadi di Laut Cina Selatan melibatkan Negara-negara ASEAN kecuali Cina. 

Dengan keterlibatan Cina dalam Konflik di Laut Cina Selatan, Negara-negara anggota ASEAN dan  Cina mengeluarkan Declaration on Conduct of Parties in the South China Sea ( DOC) yang ditandatangani di Kamboja pada 4 November 2002. Tujuan deklarasi ini adalah antara lain : mendorong pembangunan kepercayaan (confidence building measures), kerjasama dibidang kelautan, mempersiapkan pembahasan dan penentuan suatu Code of Conduct yang formal dan mengikat (Melita:2018).

Selain Negara-negara yang memiliki wilayah berbatasan langsung dengan kawasan Laut Cina Selatan, terdapat pula Negara-negara di luar klawasan  yang merasa memiliki kepentingan di Laut Cina Selatan, seperti Amerika Serikat. Keterlibtan Amerika Serikat di dalam sengketa Lut China Selatan adalah sebagai upaya Amerika membendung pengaruh China yang semakin meluas di negara-negara Asia Tenggara.

  • Rumusan Masalah 
  • Apa faktor yang menyebabkan Amerika Serikat meenggagas berdirinya ASEAN Outlook on the Indo-Pacific ?
  • Bagaimana peran dan kerjasama Amerika Serikat menjaga dinamika keamanan di kawasan Laut Cina Selatan ?
  •  
  • Landasan Teori '

Dalam menganalisa peran dan  kerjasama Amerika dengan Negara-negara Asia Tenggara sebagai upaya menjaga dinamika keamanan di kawasan Laut Cina Selatan digunakan teori kepentingan nasional (National Interest).  Menurut teori kepentingan nasional, tujuan dari suatu negara melakukan hubungan dengan negara lain. Kepentingan nasional tercipta karena adanya kebutuhan dari suatu negara. Kepentingan ini dapat dilihat dari kondisi internal negara, baik dalam bidang ekonomi, militer maupun sosial-budaya. 

Dalam kasus di Laut Cina Selatan ini, keterlibatan Amerika dilatarbelakangi oleh adanya kepentingan nasional yang dimiliki Negara Paman Sam tersebut sebagai Negara super power.

  • Metode Penelitian 

Metode yang digunakan penulis dalam tulisan ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang  berfokus mengkaji satu fenomena atau peristiwa, yang mana dalam tulisan ini akan dibahas mengenai keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik di kawasan Laut Cina Selatan . Dalam tulisan ini, penulis mengumbulkan berbagai data dari sumber-sumber bacaan seperti jurnal dan artikel ilmiah.

  • PEMBAHASAN 

  • Kepentingan Negara-Negara di Laut Cina Selatan 

Menurut "Limits of Oceans and Seas, 3rd edition" (1953) yang dirilis Organisasi Hidrografi Internasional (IHO), laut ini terletak :

  • Sebelah selatan Cina
  • Sebelah timur Vietnam
  • Sebelah barat Filipina
  • Sebelah timur Semenanjung Malaya dan Sumatera hingga Selat Singapura
  • Sebalah Utara Kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan

Perebutan wilayah di Laut Cina Selatan yang dilakukan oleh banyak Negara ini bukanlah tanpa alasan, Laut Cina Selatan dipercaya menyimpan banyak sumber daya alam yang dapat menjamin kelangsungan hidup suatu Negara selama berpuluh tahun kedepan. Terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa banyak Negara berusaha untuk mengklaim wilayah Laut Cina Selatan sebagai bagian dari wilayah teritorialnya, yaitu :

  • Letaknya yang strategis karena dikelilingi 10 negara : China, Vietnam, Malaysia, Filipina, Taiwan, Singapura, Indonesia, Brnei Darussalam, Thailand
  • Potensi migas yang dimiliki adalah 11 Milyar barel kandungan cadangan minyak bumi
  • Laut Cina Selatan menjadi penyumbang 10%  kebutuhan ikan dunia
  • Merupakan jalur perdagangan yang "gemuk" dengan US$ 5 Triliun per tahun total perdagangan yang melewatu Laut China Selatan.

Laut Cina Selatan mengandung kekayaan yang sangat besar, tak heran jika banyak Negara yang bersengketa untuk mendapatkan wilayah tersebut. Berikut Negara yang saling bersengketa mengakui wilayah Laut Cina Selatan

  • Indonesia, Tiongkok, dan Taiwan atas perairan di timur laut Kepulauan Natuna
  • Filipina, Tiongkok, dan Taiwan atau Scarborough Shoal.
  • Vietnam, Tiongkok, dan Taiwan atas perairan di barat Kepulauan Spratly. Beberapa atau semua pulau diperebutkan oleh Vietnam, Tiongkok, Taiwan, Brunei, Malaysia, dan Filipina.
  • Kepulauan Paracel diperebutkan oleh Cina dan Vietnam.
  • Malaysia, Kamboja, Thailand, dan Vietnam atas perairan di Teluk Thailand.
  • Singapura dan Malaysia atas perairan sekitar Selat Johor dan Selat Singapura

Selain Negara-negara yang memiliki kepentingan untuk memperebutkan wilayah Laut Cina Selatan sebagai bagian dari wilayah teritorialnya, terdapat beberapa Negara yang memiliki kepentingan namun tidak dengan mengklaim wilayah Laut Cina Selatan, seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Dalam usaha mengklaim wilayah, Cina menetapkan suatu kebijakan yang dikenal sebagai Nine Dash Line. Nine Dash Line merupakan dasar yang dipakai Negara Tirai Bambu untuk mengklaim wilayah Laut Cina Selatan. Cina mengklaim bahwa 90% wilayah Laut Cina Selatan merupakan wilayah territorial Cina. Garis ini dibuat secara sepihak oleh China tanpa melalui konvensi hukum laut di bawah PBB atau United Nations Convention on the Law of The Sea (UNCLOS) yang melingkupi : Kepulauan Paracel dan laut di Kepulauan Spartly.

Kegighan Cina dalam mengklaim wilayah Laut Cina Selatan didoroong oleh keinginan Cina untuk memperluas hegemoni dan pengaruhnya di Negara-negara Asia Tenggara. Selain itu, wilayah Laut Cina Selatan yang strategis juga menjadi alasan Cina memperluas pengaruhnya guna mendorong perluassan jaringan perdagangan Cina di Negara-negara Asia Tenggara.

Melihat hal tersebut, Negara Asia Tenggara merasa bahwa perluasan hegemoni atau pengaruh yang dilakukan Cina dapat mengancam Negara mereka dalam berbagai hal, khususnya ekonomi. Cina dengan ambisinya untuk mengusai hegemoni perekonomian  di kawasan Asia Tenggara mengancam Negara lain khususnya Negara dengan ideologi Liberal atau Negara-negara sekutu Amerika Serikat. 

Oleh karena itu pula, Amerika Serikat sebagai Negara adidaya juga ikut berperan dalam konflik Laut Cina Selatan. Keterlibatan Amerika Serikat tersebut mendapat respon negative dari Cina, hal tersebut dikarenakan Cina menganggap bahwa konflik tersebut diluar kawasan Amerika Serikat dan apabila Amerika Serikat turut berperan, maka kekhawatiran Cina adalah bahwa konflik Laut Cina Selatan ini akan menjadi pembahasan internasional.

  • Peran Amerika Serikar dalam Konflik Laut Cina Selatan 

Amerika Serikat yang dikenal sebagai 'polisi dunia' merupakan salah satu Negara di luar kwasan Asia yang terlibat dan memiliki peran dalam konflik Laut Cina Selatan. Berdasarkan teori kepentingan nasional (national interest), Amerika Serikat memililki banyak kepentingan dalam menjaga perdamaian di kawasan Laut Cina Selatan. 

Keterlibtan Amerika Serikat di dalam sengketa Lut China Selatan adalah sebagai upaya Amerika membendung pengaruh China yang semakin meluas di negara-negara Asia. Bagi AS, meningkatnya kekuatan Cina akan melahirkan ketakutan dan ketidakstabilan serta menyulut konflik teritorial. Dari segi perdagangan, AS ingin agar lalulintas perdagangan dan jalur komunikasi, yang jadi prinsip kebebasan pelayaran, terjamin di wilayah laut yang penting itu. Bagi AS, klaim yang dilakukan dapat mengganggu salah satu jalur perdagangan paling "gemuk" di dunia itu.

Peran Amerika Serikat dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawsan Laut Cina Selatan adalah dengan menjalin banyak kerjasama dengan Negara-negara Asia Tenggara. Selain didorong faktor dalam negri, terdapat faktor dari luar yang mendorong Amerika Terlibat dalam konflik tersebut. Negara sekutu Amerika Serikat meminta bantuan untuk meyakinkanChina agar tidak menggunakan kekuatan ekonomi dan militernya untuk mengecam negara-negara tetangganya dan sebaliknya mengambil tindakan sesuai hukum internasional. Amerika Serikat ingin mempertahankan pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik dan statusnya sebagai negara adidaya. 

Amerika Serikat ingin menunjukkan kepada China bahwa mereka masih memiliki kekuatan hegemoni di Asia Pasifik dan ingin menunjukkan eksistensinya dalam penyelesaian konflik di Laut China Selatan. Hal ini juga sebagai bentuk implementasi Amerika Serikat sebagai Asia's Balancing, Masa depan Amerika Serikat sangat berhubungan dengan Asia Pasifik dan masa depan kawasan juga sangat bergantung dengan peran Amerika Serikat. Dengan demikian, Amerika Serikat harus memperkuat  kehadirannya di Asia Pasifik terutama dalam kekuatan maritim (Hillary Clinton:2014).

Peranan Amerika Serikat dalam menjaga perdamaian dan keamanan di Laut Cina Selatan diwujudkan melalui berbagai bentuk kerjasama dengan Negara Asia Tenggara. Usaha kerjasama ini telah terjalin sejak tahun 19900-an, seperti Upaya menjaga kebebasan navigasi kapal di perairan internasional dan Mengurangi resiko sengketa di kawasan.

Kerjasama yang dilakukan Amerika Serikat dengan Negara Asia Tenggara seperti, jalinan kerjasama Amerika dan Vietnam dengan melakukan hubungan kerjasama ekonomi melalui penjualan senjata ke Vietnam dan kerjasama militer yang ditandai dengan latihan bersama angkatan laut. Dalam hal ini Amerika Serikat melakukan peningkatan profesionalisme militer Vietnam dengan mengadakan kegiatan peacekeeping, keamanan lingkungan, dan kegiatan tanggap bencana.

Selain itu, Amerika Seikat juga melakukan latihan gabungan Amerika Serikat-ASEAN di Pangkalan Angkatan Laut Sattahip di Thailand, dengan melibatkan delapan kapal perang, empat pesawat, dan lebih dari 1.000 personel militer dari AS dan 10 negara Asia Tenggara. Tujuan dari latihan ini adalah untuk menjaga keamanan maritim, fokus pada pencegahan dan untuk mencegah terjadinya kesalahan di laut.

  • Kerjasama Amerika Serikat dengan Negara ASEAN melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific

Sebagai usaha untuk membendung pengaruh Cina di Negara Asia Tenggara melalui perluasan wilayah di Laut Cina Selatan, Negara-negara anggota ASEAN dan Amerika Serikat membentuk suatu organisasi kerjasama yang dinamakan sebagai ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. 

ASEAN Outlook on Indo-Pacific telah disahkan pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-34 pada bulan lalu. Dalam waktu dekat Retno akan berangkat ke Bangkok, Thailand dalam rangka menghadiri pertemuan tingkat menteri ASEAN (Detik.com:2019). 

ASEAN Outlook on Indo-Pacificdibentuk sebagai usaha Amerika Serikat sebagai pendukung konsep strategis untuk meningkatkan posisi strategisnya di wilayah Indo-Pasifik. ASEAN Outlook on the Indo-Pacific berisikan 4 bidang kerja sama yaitu maritim, konektivitas, pembangunan berkelanjutan dan ekonomi (MuslimahNews:2019). Dalam National Defense Strategy of The USA, menerangkan bahwa pemerintahan Donald Trump menjadikan Indo-Pasifik sebagai salah satu kawasan yang menjadi prioritas kemitraan jangka panjang hankam AS. Berdasarkan hal tersebutu, dapat dilihat bahwa Amerika Serikat menjadikan proyek ASEAN Outlook on Indo-Pacific sebagai upaya membendung ambisius Cina dalam menguasai ekonomi kawasan tersebut.

Dalam implementasinya, Amerika Serikat yakin dan percaya bahwa Negara-negara berkembang seperti Negara anggota ASEAN berada di dalam 2 kepentingan. Di satu sisi, mereka takut akan perubahan tatanan regional yang ditimbulkan oleh kebangkitan Cina. Di sisi lain, mereka tidak ingin kehilangan bagian dari dividen yang disebabkan oleh pembangunan ekonomi Cina (MuslimahNews:2019). Dewasa ini, Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Indonesia sedang gencar menyuarakan kepada Negara-negara Asia lainnya untuk bersama mewujudkan tujuan dari didirikannya ASEAN Outlook on Indo-Pacific. 

  • PENUTUP 
  • Kesimpulan 

Laut Cina Selatan merupakan wilayah laut yang memiliki kekayaan alam bawah laut dan simpanan cadangan sumber daya yang cukup besar. Wilayahnya yang strategis karena merupakan jalur perdagangan yang "gemuk" dan berbatasan langsung dengan 10 negara menjadikan wilayah Laut Cina Selatan sebagai wilayah perebutan banyak Negara seperti Cina, Myanmar, Filipina, Brunei Darusalam, Malaysia dan Taiwan. 

Perebutan wilayah dengan saling klaim yang dilakukan masing0masing Negara memicu terjadinya konflik di perairan yang menyumbang 10% kebutuhan ikan dunia tersebut. Konflik yang terjadi tidak hanya melibatkan wilayah yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan, melainkan juga melibatkan Negara lain diluar kawasan tersebut, seperti Amerika Serikat. 

Keterlibatan Amerika Serikat merupakan bentuk usaha perwujudan kepentingan nasional Amerika Serikat dan menjadi ajang menunjukkan eksistensi Amerika Serikat sebagai Negara super power. Selain itu, Amerika Serikat berperan dalam menjaga kestabilan dan keamanan di wilayah Laut Cina Selatan dan membendung semakin luasnya pengaruh Cina di wilayah tersbut yang akan mengancam Amerika Serikat dalam kegiatan perdagangan. 

Dengan itu, Amerika Serikat dan Negara-negara anggota ASEAN mendirikan sebuah badan atau organisasi yang diberi nama ASEAN Outlook on Indo-Pacific sebagai upaya mencegah pengaruh Cina semakin meluas di wilayah Asia Tenggara.

  • Daftar Pustaka

Julia Pratma, 2019, "Proyek Amerika Serikat dalam Outlook Indo Pacific di ASEAN", diakses melalui muslimahnews.com.

Liland Zakia, 2019, "Menlu akan paparkan Konsep ASEAN Outlook on Indo Pacific ke Negara Mitra", diakses melalui detik.com.

Angelina Melita dkk, 2018, "Kepentingan Amerika Serikat dalam Konflik Laut Cina Selatan", Vol.1, No.1.

Aleksius, Jemadu, 2008, "Politik Global dalam Teori dan Praktik", Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Satyawan, Agung, 2010, "Komunikasi Negoisasi Cina terhadap Penyelesaian Sengketa Lautb Cina Selatan", Jurnal Komunikasi Massa, Vol.3, No.2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun