Kebanyakan informasi tentang profesi yang kita peroleh berasal dari profesi yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bertemu dokter, guru, polisi, insinyur, guru, tentara, pilot, pramugari. Sudah.
Sementara anak-anak jaman sekarang, dimana fasilitas mendapatkan informasi dari berbagai macam arah begitu banyak dan dari mana-mana, maka pilihan tentang profesi yang bisa mereka pilih pun otomatis jadi banyak.Â
Beberapa idola yang sering muncul di media massa juga memberi gambaran tentang profesi yang bisa ditiru agar bisa seperti idola mereka.
Pertanyaannya, setelah lulus SMA, kemana sebaiknya anak-anak kita melanjutkan perjalanan hidupnya?
Mengapa Lulusan SMA Perlu Melanjutkan ke Jenjang Universitas?
Sebenarnya, setelah lulus SMA, seorang anak punya banyak pilihan untuk karir dan pendidikannya. Mereka bisa saja langsung bekerja, atau mengambil beraneka kursus keterampilan lalu lanjut melamar pekerjaan, atau memilih untuk kuliah di jenjang universitas.Â
Semua pilihan ini ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing. PIlihan lain, bisa juga langsung saja menikah. (hehe).Â
JIka ingin jadi barista, youtuber, movie director, content creator, artis, gamer, penari, politisi, apakah perlu juga meneruskan ke jenjang universitas? Aku yakin menjawab, ya, perlu melanjutkan ke jenjang universitas.
Kenapa? Karena, melanjutkan sekolah hingga ke jenjang universitas itu merupakan transisi agar kemampuan yang masih tersembunyi di dalam diri seorang anak bisa muncul dan lebih menonjol lagi.Â
Kenapa bisa begini? Karena biar bagaimanapun jurusan kuliah yang dipilih oleh seorang anak ketika melanjutkan ke jenjang universitas, memberi mereka beberapa manfaat.
Manfaat yang diperoleh dari jurusan kuliah di universitas
1. Membangun Networking pertama mereka secara lebih nyata
Dengan melanjutkan ke jenjang universitas, seorang anak akan terdorong untuk secara mandiri membentuk jaringan pertemanan yang mengarahkannya ke jaringan pekerjaannya. Atau bahasa kerennya, anak secara mandiri akan terdorong untuk mulai membangun networking pertama mereka secara lebih nyata.
Selalu ada seleksi pertemanan ketika seseorang berada di dalam lingkungan kampusnya. Dia akan mulai mencari teman yang memiliki minat yang sama dengannya. Lalu mulai melakukan pertukaran informasi dan pengetahuan. Dari sini, networking pertama mulai terbentuk.