Mohon tunggu...
ade anita
ade anita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, blogger

ibu rumah tangga yang suka menulis dan berkebun serta menonton drama silat china.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manfaat Kopi

17 Maret 2022   16:06 Diperbarui: 17 Maret 2022   16:10 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat Hari Kopi Nasional buat kalian yang menjadi pecandu kopi, juga bagi kalian yang menjadi pedagang kopi, atau pernah membeli kopi.

Seperti aku.

Aku bukan pecandu kopi, Meski Tahu Kopi Banyak Manfaatnya

Manfaat Kopi

1. Sebagai penahan rasa kantuk.

Jujurly, aku bukan seorang pecandu kopi.

Kadar rasa sukaku pada kopi mungkin bisa dikatakan masih dalam taraf pemula. Berapa kali aku minum kopi dalam setahun bisa dihitung dengan 10 jari.

Sebagai orang yang lahir dan besar di keluarga besar pecandu kopi, aku malah amat jarang minum kopi. Ketika kecil, aku lebih suka dengan susu. Suka pakai banget. Aku dulu minum susu lebih banyak daripada aku minum air putih. 

Sampai-sampai, ibu menyembunyikan kaleng susu di atas lemari agar aku tidak terus-menerus minum susu. Itu ketika aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar.  Setelah duduk di bangku SMA-lah perkenalanku pertama kali dengan secangkir kopi.

Waktu itu, aku ikut serta acara menyambut tahun baru dengan teman-temanku. Nah, malam harinya, kami memutuskan untuk begadang saja. Main kartu, bernyanyi atau apalah terserah yang penting jangan tidur.  

Sambil bakar jagung di depan api unggun. Lewat tengah malam, setelah terompet tahun baru sudah lama lapuk karena basah oleh liur mereka yang meniupnya berkali-kali, rasa kantuk mulai menyerang.

Seorang teman lalu menawarkan secangkir kopi. Katanya bisa mengusir rasa kantuk. Waktu itu, sebelumnya aku sama sekali tidak pernah minum kopi setetespun (yang aku ingat ya; karena waktu bayi kan tidak ingat pernah apa tidak). Karena belum pernah minum kopi, otomatis belum pernah juga membuat kopi. Jadi, oleh temanku itu, aku pun dibuatkan secangkir kopi.

"Minum ini, De. Dijamin elo bakal melek sampai pagi." Melek itu bahasa betawi yang artinya, mata terbuka terus pertanda pemiliknya tidak bisa tidur.

AKu pun meminumnya. Dan benar saja. Ada energi baru yang tiba-tiba hadir dan memberi kekuatan buatku untuk tetap bisa terjaga. Bukan hanya malam itu saja. Tapi juga sampai tiga hari dua malam aku tidak bisa tidur sama sekali. 

Tubuh sudah terasa amat letih, tapi mata tidak mau terpejam. Dipaksa terpejam pun tetap tidak mau tidur. Hoahh.. 

"Elo beneran nggak bisa tidur, De?"

"Iya, nggak bisa tidur. Elo kasih apa sih kopi gue?"

"Gue taburin garam dikit. Tokcer kan?"

Entahlah temanku itu serius atau hanya bercanda. Tapi aku benaran tidak bisa tidur selama 3 hari 2 malam. Hari keempat, di kelas rasa kantuk menyerang. 

Tapi, di saat yang sama, perut juga sakit seperti kram. Akhirnya, aku dibawa ke ruang UKS. Diberi obat untuk maag dan disuruh istirahat di atas kasur ruang UKS. Hasilnya, aku tertidur pulas sampai bel sekolah berbunyi. Hahaha.

Sejak itu, aku menghindari minum kopi. Karena khawatir tidak bisa tidur lagi. 

Sebagai obat mengatasi tekanan darah rendah

Dahulu, sebulan sekali aku rutin mengkonsumsi secangkir kopi. Yaitu ketika sedang datang bulanan. Mengapa? Karena biasanya ketika sedang datang bulan, tekanan darahku sepertinya rendah jadi bawaannya pusing saja. Nah, kopi bisa meningkatkan tekanan darahku dan mengenyahkan rasa pusing di kepala. 

Semakin bertambah usia, alhamdulillah kebutuhan minum secangkir kopi buat mengobati rasa pusing berkurang. Dokterku bilang, kopi memang bisa menaikkan tekanan darah tapi di satu sisi kadar kafein yang dimilikinya itu juga mengikat zat besi di dalam darah. 

Akibatnya, penderita tekanan darah rendah yang mengkonsumsi kopi terancam bisa mengalami anemia. Akhirnya, aku mengurangi minum kopi. Lalu menggantinya dengan mengkonsumsi 2 butir telur rebus dan secangkir susu putih.

Sebagai pencegah kejang pada bayi (tapi ini masih harus dikaji dulu sih)

Anak-anakku, ketika mereka masih pada bayi; diam-diam, aku memberikan mereka beberapa sendok minuman kopi ke dalam mulutnya. Meski usia mereka belum 3 bulan. Masih bayi banget. 

Kenapa? Karena sepertinya aku termasuk ibu yang percaya pada nasehat sesepuh keluarga Sumatra Selatanku, yang mengatakan bahwa bayi sebaiknya diberi kopi agar mereka tidak gampang terkena kejang ketika menderita demam tinggi.

Entahlah nasehat ini benar atau tidak tapi alhamdulillah semua anak-anakku ketika balita mengalami demam tinggi, bahkan sampai lebih dari 40 derajat celcius, mereka masih dilindungi Allah hingga kuat-kuat dan tidak mengalami kejang. Mungkin ini mitos ya. Perlu kajian tersendiri sepertinya tentang hal ini. 

Sebagai pengusir bau tidak sedap pada jenazah

Kopi, ternyata juga kembali aku butuhkan ketika ada anggota keluarga besar yang meninggal dunia. Yaitu dengan menaruh bubuk kopi dalam wadah mangkuk di bawah dipan tempat jenazah berada. Hal ini berfungsi untuk mengusir bau tidak sedap yang khas yang menguar dari tubuh jenazah. 

Biasanya, kopi yang ditaruh di dalam mangkuk kecil itu, selain di taruh di bawah dipan, juga ditaruh di sudut-sudut bawah dipan tempat jenazah berbaring.

Kopinya yang murni bubuk kopi saja ya, jangan kopi 2 in 1, apalagi 3 in 1. Jadi, tidak ada kandungan gula di bubuk kopinya. 

Sebagai pengusir semut

Dan terakhir, bubuk kopi murni juga bermanfaat untuk mengusir semut. Setelah membersihkan meja dan lemari, biasanya aku menaburkan bubuk-bubuk kopi di sepanjang pinggir lemari dan meja. 

Fungsinya untuk mengusir semut agar tidak naik ke atas lemari dan meja. Mungkin karena semut suka dengan semua yang manis, dan otomatis tidak suka sesuatu yang pahit.

Ah. Semua orang sepertinya juga begitu. 

Suka dengan yang manis, tidak suka dengan pahit. Apalagi kenangan pahit. Iya nggak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun