Sedangkan motif Surjan yang juga disebut pakaian takwa mengandung makna-makna filosofi yang cukup dalam. Di antaranya bagian leher baju surjan memiliki kancing 3 pasang (6 biji kancing) yang kesemuanya itu menggambarkan rukun iman. Selain itu motif surjan/lurik yang sejajar satu sama lain juga mengandung makna sebagai pembeda/pemberi batas yang jelas.
"Hal itu sejalan dengan tujuan penyelenggaraan Jaminan Produk Halal di Indonesia untuk menghadirkan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan produk," imbuh Aqil Irham.
Aqil Irham menambahkan bahwa Label Halal Indonesia menggunakan ungu sebagai warna utama label dan hijau toska sebagai warna sekundernya. "Ungu adalah warna utama Label Halal Indonesia. Warna ungu merepresentasikan makna keimanan, kesatuan lahir batin, dan daya imajinasi. Sedangkan warna sekundernya adalah Hijau Toska, yang mewakili makna kebijaksanaan, stabilitas, dan ketenangan," jelas Aqil Irham.
Kebetulan, karena aku bukan orang Jawa, aku masih bingung awalnya, bentuk gunungan itu apa?
Ternyata, gunungan yang dimaksud itu adalah gunungan yang biasa dipakai di pertunjukan wayang kulit (yang lagi-lagi, aku sendiri tidak pernah menontonnya karen aku berasal dari Sumatra Selatan dan besar dengan budaya orang tua dan keluarga besar Sumatra Selatan; meski aku tinggal di kota Jakarta, Pulau Jawa. Kami tidak pernah menonton pertunjukkan wayang).
Bentuk gunungan yang dimaksud itu seperti ini nih:
Tapi aku sendiri tidak mengerti tentang Surjan sh. Surjan pakaian takwa itu maksudnya apa?
Nah, aku pun berusaha cari tahu dan menemukan informasi seperti ini:
Surjan  adalah busana atas resmi adat Jawa untuk pria. Penggunaan surjan terbatas untuk wilayah Yogyakarta. Bahan dasar surjan terutama adalah lurik, meskipun dapat pula bahan bermotif kembang-kembang. (sumber informasi : wikipedia indonesia)