Mohon tunggu...
ade anita
ade anita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, blogger

ibu rumah tangga yang suka menulis dan berkebun serta menonton drama silat china.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Broadcast Ajakan Memancing Hujan dengan Baskom Berisi Air Garam

12 September 2015   16:05 Diperbarui: 12 September 2015   18:42 3954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu dulu.

Sekarang, areal hutan sudah dikotak-kotakkan. Masing-masing sudah ada yang punya. Dan tiap yang punya membakar lahannya. Nah loh. Tentu saja api bisa saling sambar dan akhirnya terjadi kebakaran hutan. Dan karena areal yang harus dipadamkan terlalu besar akhirnya muncullah bencana asap.

Penanganan Bencana Kabut Asap

Hingga saat ini, penanganan masalah bencana asap dari berita yang disajikan tampaknya masih bersifat sementara. Yaitu, menangkap pelaku pembakaran hutan. Pemilik lahan tidak pernah ditangkap. Padahal, tidak mungkin ada asap jika tidak ada api. Alias, tidak mungkin ada pelaku jika tidak ada yang menggaga ide untuk melakukannya.

Tahun 2015 ini,  penanganan bencana kabut asap sudah ada kemajuan. Yaitu dengan cara diberikannya garis polisi atau police line di wilayah yang diduga penyebab asal kebakaran hutan. Dari berita yang aku baca, sudah ada 14 lahan yang diduga penyebab awal kebakaran yang sudah ditandai oleh garis polisi (baca: Menanti terobosan penanganan kabut asap). 

Hal yang juga kemajuan di tahun ini adalah, karena sudah bergabungnya Kementerian kehutanan dan Kementrian lingkungan hidup, maka kepolisian bisa melakukan proses penangkapan dan pembekuan izin terhadap perusahaan yang memiliki HPH di wilayah yang dicurigai tersebut. Sanksi pun mulai bisa diberlakukan, yaitu adanbya pembekuan HPH selama beberapa tahun atas lahan yang bermasalah tersebut.

(Aku menyambut baik ketegasan ini meski tetap merasa kurang puas karena, yang ditangkap hanya pelaku di lapangan saja. Sedangkan pemilik lahan dibiarkan tidak diberikan sanksi apapun. Padahal, menurutku jika pemilik lahan diberi sanksi maka itu akan menimbulkan efek jera pada mereka.)

sumber foto dari sini

Broadcast Ajakan Memancing Hujan Dengan Baskom Berisi Air Garam

Kemarin, aku mendapat pesan Broadcast yang berisi ajakan memancing hujan dengan baskom berisi air garam. Berikut aku copas ya isinya:

Tolong bantu saudara kita di jambi. Disana hanya tersisa 5% udara yang layak.
Hanya dengan langkah kecil.

Darurat Asap !!

Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan diluar, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 s.d jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat Kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara.
Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di Udara.


Lakukan ini satu rumah cukup 1 ember air garam, bsok Sabtu tgl 12 Sept, jam 10 pagi serempak..

Mari kita sama2 berusaha utk mnghadapi kabut asap yg kian parah ini..

Mohon diteruskan..
Terima kasih

 

Begitu baca ini, aku sebenarnya rada-rada nggak percaya. Asli nggak percaya.

Memang sih satu orang itu tidak cukup untuk merobohkan kota Roma tapi karena banyak oranglah maka kota Roma dulu bisa runtuh. Tapi...kasusnya sekarang beda euy. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun