Mohon tunggu...
ade anita
ade anita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, blogger

ibu rumah tangga yang suka menulis dan berkebun serta menonton drama silat china.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mereka yang Diragukan Gendernya di Cabang Olahraga

15 Juni 2015   19:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 5595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Sukarnah.

Atlet perempuan Indonesia yang pernah merebut medali perunggu dalam cabang lempar lembing putri di Asian Games ke-3 di Tokyo, tahun 1958. Dia pernah menikah dua kali dengan lelaki. Jadi seharusnya, keperempuanannya tidak perlu lagi diragukan. Tapi, yang mengejutkan adalah, sekarang, di usianya yang sudah kepala 6, dia ternyata sudah berubah jenis kelaminnya menjadi lelaki dan hidup sebagai seorang petani. Namanya pun sudah berganti menjadi Iwan Setiawan. 

Sukarnah kini menjadi buruh tani musiman di Kampung Noong, Desa Sukahurip, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dengan kehidupan yang memprihatinkan. Sukarnah atau Iwan menuturkan, perubahan fisiknya terjadi pada saat ziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Saat itu, dia bermalam di sana. Sekitar pukul 24.00 atau tengah malam, ia mimpi bertemu Bung Karno. Sejak itulah terjadi perubahan fisik pada dirinya, dari seorang wanita menjadi pria yang normal. (sumber)

2. Voni Noviana.

Voni Noviana, diragukan jenis kelaminnya.  Peristiwa itu bermula dari usai final 400 meter putri yang berlangsung di Lintasan Atletik Brawijaya, Minggu (17/7) petang. Saat itu, Voni Noviana menyentuh garis finis pertama dengan mencatat waktu 61,67 detik. Meski belum memecahkan rekor nasional, limit waktu cukup mengagumkan di level event regional seperti Porprov ini. Namun sejumlah ofisial daerah lain merasa curiga setelah melihat dengan seksama penampilan Voni yang sekilas kelihatan tomboi. “Selain kelihatan tomboi setelah saya perhatikan juga memang kelihatan seperti muncul jakun tanda yang biasa dimiliki pria,” cerita Edy Minarto, technical deligate cabor atletik. Pandangan sama juga diungkapkan beberapa ofisial dari daerah lainnya. Akhirnya acara pengalungan medali dibatalkan lebih dulu karena Kota Malang mengajukan protes dan mempertanyakan kejelasan kelamin Voni Noviana. “Sesuai aturan kami terpaksa menghentikan dulu pengalungan medali karena ada protes,“ lanjut Edy. Berdasarkan standar aturan International Association of Athletic Federations (IAAF), lanjut Edy Minarto, panitia pelaksana memanggil dokter baik dari tim medis maupun dokter dari rumah sakit Surabaya. “Sebelum dokter datang, hakim di lapangan juga saya suruh ajak ngomong Voni, katanya suaranya memang lebih mirip pria,“ ungkapnya. Setelah dokter tiba di lokasi, Voni justru menolak untuk diperiksa dokter dan lari ke luar lapangan sambil menangis, “Karena tidak mau diperiksa oleh dokter yang juga perempuan, maka medali emas kita batalkan. Sampai sekarang kita belum bisa pastikan jenis kelaminnya yang asli,“ katanya. (sumber: Gagal Raih Medali Emas Gara-Gara Jenis Kelamin

Atlet dari luar negeri: 

1. Caster Semenya
Pelari Afrika Selatan meraih medali emas di cabang lari 800 meter putri pada World Championships 2009. Waktu yang dicatat 1: 55,45 di babak final. Lantaran catatan waktu yang mengagumkan itu, pertanyaan tentang jenis kelamin Semenya bermunculan.

The International Association of Athletics Federations atau Federasi Atletik Internasional menegaskan Semenya adalah seorang perempuan. Hasil tes gender tidak pernah secara resmi dirilis karena alasan privasi. Ia kembali meraih medali perak di World Championships 2011 dan Olimpiade 2012.

2. Dutee Chand
Atlet India berusia 19 tahun itu didiskualifikasi beberapa hari sebelum dimulainya Commonwealth Games di Glasgow, Skotlandia, pada Juli 2014. Penyebabnya, hasil tes yang diselenggarakan Federasi Atletik Internasional menunjukkan peningkatan hormon testosteron secara alami di dalam darahnya.

Sejak itu Chand tidak lagi diizinkan bertanding dan tengah mengurus banding ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga di Lausanne, Swiss. Tim hukumnya menilai keputusan itu diskriminatif dan cacat hukum lantaran tidak ada penilaian yang sama untuk atlet pria. "Ini sangat kejam. Tuhan menciptakan saya seperti ini. Saya tidak ingin mengubah apa pun dan saya juga tidak mau menyerah pada keadaan ini," ujar Chand kepada AFP pada 2014.

3. Santhi Soundarajan
Soundarajan memenangi medali perak lari jarak menengah di Asian Games Doha 2006. Namun ia gagal tes gender dan dipaksa mengembalikan medalinya serta dilarang bertanding.

Hasil tes, yang biasanya mencakup pemeriksaan kandungan, endokrin, psikologi, dan genetik, tidak dipublikasi. Namun beberapa laporan menyatakan Soundarajan mengalami sindrom insensitivitas androgen. Sindrom itu membuat karakter fisik seseorang wanita tapi kromosomnya laki-laki. Soundarajan mengalami depresi serius setelah dilarang bertanding. Surat kabar India melaporkan dia berupaya bunuh diri pada September 2007.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun