Mohon tunggu...
Ade Darma
Ade Darma Mohon Tunggu... wiraswasta -

Wira Usahawan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masih Seputar Al Maidah 51 “Benarkah Tuhan Itu Berpolitik?”

18 Oktober 2016   13:17 Diperbarui: 18 Oktober 2016   13:37 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat masa kampanye Pemilu atau pilkada tiba-tiba banyak orang  mengutip ayat 51 dari Surah Al Maidah. Motifnya hanya satu menjatuhkan rival politik non muslim. Benarkah ayat tersebut bermakna politis? Rasanya kok terlalu menafikan kecerdasan Tuhan jika kita menganggap bahwa Tuhan hanya berpihak kepada manusia yang mulutnya mengaku seorang muslim, padahal sikap dan perbuatannya bertolak belakang dengan kriteria seorang muslim.

Mari kita cermati isi dari QS 5:51 (terjemahan versi depag sebelum tahun 2000).

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

(terjemahan versi depag setelah tahun 2000).

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu). Mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa diantara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Ada perbedaan yang menonjol dari kedua terjemahan ini yaitu: kata “auliya” diterjemahkan berbeda. Versi pertama diterjemahkan  pemimpindan versi kedua diterjemahkan teman setia. Jika kita bandingkan dengan terjemahan versi English Sahih Internasional yang dipakai di Saudi.

 “O you who have believed, do not take the Jews and the Christians as allies. They are [in fact] allies of one another. And whoever is an ally to them among you - then indeed, he is [one] of them. Indeed, Allah guides not the wrongdoing people.”

Allies bisa diterjemahkan ke Bahasa Indonesia = sekutu.

Dari beberapa terjemahan terlihat perbedaan kata pemimpin, teman setia, dan sekutu yang bisa menimbulkan salah pengertian.

Jika kita hanya melihat surah 5:51 saja maka kita tidak dapat menangkap secara jelas makna sebenarnya dari ayat tersebut. Oleh karena Tuhan sudah menjamin bahwa di dalam Al-Quran itu pengertian antar ayat dalam satu surah  atau dengan surah yang lain saling mendukung dan melengkapi maka kita lihat ayat 28 dari Surah 3 (Ali Imran).

Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).”

Catatan, disini dipakai terjemahan Indonesia “wali” untuk kata “auliya”. Kemudian kita bandingkan lagi dengan isi Surah 5:57.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.”

Perhatikan bahwa Surah 5:57 ini adalah gabungan penjelasan dari surah 5:51 yang menyebutkan obyeknya adalah Nasrani dan Yahudi didalam 5:57 ini menggunakan terminologi ahli kitab (orang yang diberi kitab sebelummu) bukan dalam pengertian umum atau general, tetapi dengan kriteria tertentu, yaitu mereka yang menjadikan agamamu sebagai bahan ejekan dan permainan dan orang-orang kafir. Lalu siapakah orang-orang kafir itu? Pertanyaan ini bisa menjadi bahan diskusi yang panjang yang tidak akan dibahas disini. Intinya orang-orang kafir itu ada di semua golongan baik golongan yang menamakan dirinya ahli kitab (Nasrani dan Yahudi), maupun yang menamakan dirinya Muslim. Demikian juga orang-orang beriman ada dalam kelompok Ahli Kitab juga dalam kelompok Muslim. Lihat

Al bayyinah(98) :1, “Orang-orang kafir dari golongan ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,”

Al Baqarah(2):62,”Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Al Maidah (5):69,” Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Bila kita renungkan ayat-ayat diatas istilah “KAFIR” itu bukan diberikan pada kelompok, tetapi deskripsi dari perilaku orang per orang. Meskipun seseorang mengaku Muslim dia bisa juga disebut Kafir jika mengingkari petunjuk dan instruksi Tuhan. Koruptor, penindas rakyat, tidak bersikap adil, munafik, membela koruptor, tidak menyantuni anak yatim dan miskin, curang dalam perdagangan, menyekutukan Tuhan bisa disebut “KAFIR” karena semua perbuatan itu dilarang keras oleh Tuhan.

Tuhan itu tidak berpihak pada Partai, Madzab, atau Kelompok Ormas, tetapi berpihak pada orang yang beramal baik dan murka kepada orang jahat sesuai kriteria yang sudah ditetapkanNYA dalam Kitab.

Lalu siapa lagi yang akan mengklaim bahwa hanya kelompoknya yang akan masuk surga? Emang surga itu milik nenek-nya.Lol  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun