Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bertetangga Saling Guyub

16 Oktober 2022   00:32 Diperbarui: 16 Oktober 2022   00:33 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup soliter alias menyendiri. Pada dasarnya manusia itu akan berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah domisili tempat seseorang tinggal menetap apakah untuk selamanya atau sementara. 

Sebagai makhluk sosial orang yang sejak lahir tinggal di daerah tersebut hingga pada akhirnya menutup mata atau wafat maka artinya seseorang menetap dan menjadi penduduk tetap wilayah tersebut. Ada juga karena suatu dan lain hal mengakibatkan orang harus meninggalkan tempat kelahirannya berpindah ke suatu daerah lainnya yang jaraknya mungkin bisa melintas pulau atau negara. Maka orang yang hanya beberapa lama tinggal di suatu wilayah dan berpindah karena suatu dan lain hal tersebut disebut sebagai warga sementara hingga ia mengurus surat pindah dari daerah asal ke daerah yang baru. 

Begitulah birokrasi kependudukan perihal penduduk asli atau penduduk pendatang. penduduk asli karena sejak lahir hingga wafatnya tidak berpindah tempat tetap di suatu wilayah. Sedangkan penduduk sementara dia bukan penduduk asli di wilayah itu dan karena faktor X dia tinggal sementara hingga batas waktu yang diinginkannya apakah hanya sebatas bertugas atau lainnya.

Baik penduduk asli atau pendatang semua wajib memiliki kartu identitas diri sebagai bukti bahwa dia tinggal secara resmi dan tercatat di wilayah Rukun Tetangga setempat dimana dia tinggal. Bukti kependudukan bagi warga adalah berupa Kartu Tanda Penduduk. 

Unit Pemerintahan di Indonesia dari skup Nasional adalah Negara, kemudian mengerucut pada pemerintahan Provinsi hingga skup pemerintahan terkecil adalah Rukun Tetangga yang disingkat dengan RT. Sebagai warga Negara yang baik harus memiliki kontribusi pada lingkungan terkecil seperti di RT.

Wilayah sebuah RT terdiri dari beberapa Kepala Keluarga atau disingkat dengan KK. Satu KK terdiri dari beberapa jiwa tergantung apakah keluarga itu tipe keluarga kecil atau keluarga besar. Anggota keluarga yang tinggal menetap di suatu wilayah RT dibuatkan identitas keluarganya dengan adanya Kartu Keluarga. 

Pada Kartu Keluarga tercantum beberapa poin : 

1. Siapa kepala keluarganya, 

2. Anggota keluarga inti  

3. Anggota keluarga famili lainnya yang tercatat dalam satu Kartu Keluarga. 

Pada Kartu Keluarga tercatat data Nomor Induk Kependudukan masing-masing anggota keluarga. Pada Kartu Keluarga juga berisis data base lainnya. 

Sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah skup kecil Rukun Tetangga pastilah kita akan berinteraksi dengan tetangga yang ada di sekitar rumah kita. Hingga di dalam sebuah Hadis Dikisahkan bagaimana sikap kita pada tetangga. 

Bagi orang perantauan yang memiliki saudara tidak satu wilayah dengan dirinya, maka orang terdekatnya adalah tetangganya. Sebagai makhluk sosial kita hidup bermasyarakat dan tetangga lah orang pertama yang akan menolong kita apabila kita dalam kesulitan. 

Tak mungkin kita meminta pertolongan pada saudara-saudara kita yang domisilinya berbeda tidak satu wilayah bahkan satu pulau jika terjadi hal darurat yang tidak kita inginkan. Pasti tetangga di samping kanan, kiri, depan dan belakang rumah kita yang akan cepat memberikan pertolongan jika terjadi hal di luar dugaan kita. 

Oleh karena itu sebagai makhluk sosial hendaknya kita saling tolong menolong pada tetangga kita. Sikap bergotong royong pun harus kita pupuk pada semua warga di RT kita. Seperti gerakan mengantisipasi siaga banjir yang dilakukan oleh para warga di lingkungan RT kami karena sedang memasuki musim penghujan saat ini.  

Warga bergotong royong membersihkan aliran saluran air pembuangan dari rumah warga ke saluran utama di depan rumah berupa gorong-gorong. Para tetangga yang bapak-bapak bekerja bakti membersihkan saluran gorong-gorong yang tersumbat dan kami para Mak-Mak sibuk menyiapkan makanan berupa camilan, air kopi atau teh bahkan air es sirup untuk para bapak yang sudah bekerja bakti membersihkan lingkungan RT di hari libur. 

Tak lupa pula para Mak-Mak pun menyiapkan menu makan siang yang dimasak bersama-sama di rumah salah satu warga atau tetangga. Begitulah kekompakan kami para warga di lingkungan RT selalu guyub untuk melakukan hal bersama-sama yang berkaitan dengan kenyamanan lingkungan kami tinggal. 

Bahkan para Mak-Mak memiliki tempat kumpul saat sedang ingin berkumpul membuat masakan bersama atau sekadar icip-icip rujakan atau membawa bekal masakan dari rumah masing-masing untuk sekadar makan siang bersama. Di lingkungan RT kami tinggal tersedia satu buah pos kamling yang menjadi spot berswa foto para warga juga untuk tempat bermain anak-anak. 

Para tetangga di RT kami sangat guyub dan tidak ada yang soliter. Kami pun memiliki agenda rutin pertemuan para warga setiap bulannya. Bapak-bapak dan Ibu-ibu juga para remajanya memiliki jadwal pertemuan bulanan. Di dalam pertemuan rutin bulanan ini akan dibahas tentang permasalahan di lingkungan kami. 

Belum lagi dari sisi rohaninya ada kegiatan Pengajian Ibu-ibu, Bapak-bapak dan juga Remaja. Semua saling guyub pada saat momen bersama seperti Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW para tetangga akan berkumpul bersama di lapangan RT fasilitas yang kami miliki dari anak-anak hingga Orang tua semua guyub berkumpul di lapangan. 

Begitulah tetangga kami saling bantu, saling menjaga, saling guyub untuk membuat lingkungan nyaman dan aman. 

Apakah tetangga kami baik-baik semua?

Namanya bertetangga pasti ada satu dua orang  yang terkadang tidak bisa ikutan kerja bakti di lingkungan karena ada keperluan lainnya. Tetapi tidak disengaja dan juga kami memiliki WAG RT untuk mempermudah koordinasi warga. Bapaknya memiliki WAG sendiri, Ibunya memiliki WAG sendiri dan juga para remajanya. 

Kami sering guyub pada momen tertentu dan namanya bertetangga pasti terkadang ada saja kesalah pahaman. Namun tidak berlama-lama segera dicarikan solusi permasalahannya. Terlebih pada saat Pandemi melanda, kami para tetangga guyub saling support dan memberikan segala keperluan tetangga yang terkena musibah terpapar Covid 19 hingga tetangga dinyatakan sembuh pasca terpapar. 

Begitulah tetangga kami saling bahu membahu dan tidak pernah ada kejadian yang menyebabkan sesama tetangga tidak saling tegur sapa atau bersikap soliter. Semua pada guyub. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun