Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Praktis atau Ribet Itu Pilihan

10 Oktober 2022   21:49 Diperbarui: 10 Oktober 2022   21:53 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada dasarnya seseorang itu menginginkan segala kemudahan akses bagi diri pribadinya. Hingga ada istilah "Hidup sudah susah jangan dibuat susah lagi". Tetapi tunggu sebentar, tidak semua juga orang berpikiran demikian. 

Ya, sebenarnya  ini tentang keluhan Mak yang sedang galau aja antara mau masak sendiri atau memilih masakan orang lain yang hari gini berseliweran di beranda gawai dijajakan secara online. 

Bagaimana tidak sejak Pandemi melanda para Mak-Mak jadi lebih kreatif dan mulai berbisnis dari berjualan kebutuhan pokok hingga kebutuhan lainnya dengan tujuan membantu perekonomian keluarga. Sungguh Mak-Mak tangguh dan pintar memanfaatkan sikon. Mak mendadak jadi kreatif dan banting stir berlomba-lomba berjualan demi mengumpulkan pundi-pundi Rupiah. 

Status di media sosial Mak-Mak menawarkan dagangannya membuat hati ini sedikit berteriak. Bagaimana tidak dari status mereka yang berseliweran setiap waktu membuat jiwa yang lapar mata jadi repot sendiri. Salah sendiri kalau suka kepoin status Mak-Mak pejuang recehan. 

Tetapi kali ini bukan melihat status wali murid jadi ingin sesuatu. tak sengaja manakala sedang bertugas menjadi Guru piket penyambutan siswa melihat salah satu wali murid menenteng sesuatu di dalam tas kresek berwarna merah. Sedikit basa-basi tak sadar jiwa kepo ini tertuju pada tentengan yang dibawa Mak tersebut. 

"Maaf, bu.. Saya membawa pesanan untuk Mama lainnya". 

"Mama jualan apa?", jiwa detektif mulai menyelidik.

"Pepes ikan dan pepes tahu", jawab Mak tangguh.

Pada akhirnya saya menjadi pelanggan Mak pebisnis yang masuk daftar tunggu antrean di hari berikutnya.  Pepes ikan dan aneka pepes lainnya adalah kesukaan saya apalagi menyantapnya dengan sepiring nasi hangat di cuaca mendung pula. Jiwa mana yang tak kan meronta melihatnya?

Keesokan harinya Mak pebisnis tangguh mengantarkan pesanan saya ke kelas. "Kok jadi banyak ya jumlahnya?".

"Tenang saja bu Guru... Pesanannya saya kasih bonus". 

Mak pebisnis itu berterima kasih karena sudah berkenan order pepes buatannya yang dititipkan tiap pagi di beberapa warung sebelum mengantarkan anaknya ke sekolah. 

"Terima kasih Mama cantik, semoga bertambah berkah usahanya", bu Guru pun membalas pemberian Mak pebisnis dan pagi itu jadi haru dengan saling mendoa. Huuukk...Huuuk...

Begitulah meskipun Guru bergaji "satu koma" dalam artian tiap tanggal "satu sudah koma", tetapi rezeki itu terus mengalir bak air banjir yang membawa aneka jenis benda dalam alirannya. Rezeki bu Guru soleha selalu ada saja entah camilan oleh-oleh dari wali murid yang baru berjalan-jalan, atau dalam bentuk lainnya. 

Hingga di hari libur kemarin pada akhirnya membawa diri ini menguasai dapur untuk sekadar uji coba membuat pepes sendiri. Tanpa asisten berusaha menyiapkan  pernak-pernik untuk membuat pepes. Dari bahan utama hingga bahan pelengkap. Alat bantu yang digunakan pun dari wadah kecil hingga besar dan pelengkap lainnya sudah siap semua dan mulailah eksekusi membuat pepes dilaksanakan.

Wow... sudah jam 10.30...

Sembari menunggu pepesnya matang saya pun bersiap diri untuk menghadiri undangan rekan sejawat yang menikahkan putri kesayangannya. 

Taraaa... harum mewangi menyebar seketika dari dalam dandang yang berisi tumpukan pepes buatan sendiri. Wanginya sungguh menggoda lidah ini untuk cepat-cepat merasakan rasa pepes ala saya. Namun karena hendak berangkat ke acara undangan yang jadwalnya dari undangan ke satu dengan undangan berikutnya cukup memakan waktu jarak tempuh yang cukup lama, pada akhirnya cukup lah menghirup aroma pepes dahulu. Hiiikkk..Hiiik...

Di dalam perjalanan menuju lokasi acara baru terasa tangan ini ada rasa sedikit senat-senut efek bersentuhan dengan salah satu bumbu berwarna-warni mencolok yang membuat cita masakan sedikit bersensasi pedas. Belum lagi baru menyadari jika telapak tangan sedikit berwarna kuning akibat mengelupas bagian kulit  bumbu dapur yang memiliki nama latin curcuma. 

Ooooo... Semua pilihan ada konsekuensinya. 

Mau cari yang praktis ya tinggal hubungi penjual barang yang dibutuhkan kita dan bayar sesuai pesanan.

Mau cari kerjaan tambahan dan bersiap memiliki tenaga ekstra demi menyalurkan hobi memasak, ya begitu lah.. 

Membuat masakan sendiri ada rasa kepuasan meskipun akan sedikit ribet saat mengolah masakan yang diinginkan. Semua kembali pada niatnya. Ribet dan praktis itu pilihan. 

Selamat berkreasi dan menjadi ratu dapur andalan atau menjadi pelanggan setia masakan siap antar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun