Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Ketika Andalan Mulai Merengek

8 Oktober 2022   22:12 Diperbarui: 8 Oktober 2022   22:24 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Memiliki sebuah kendaraan untuk bisa mempermudah dalam melakukan aktivitas sangatlah penting. Saat ini dengan adanya kemudahan layanan jasa angkutan berbasis online lebih mempermudah lagi langkah kita untuk segera mencapai tempat tujuan dengan hanya mengandalkan gawai. Klik titik tujuan kita, tunggu beberapa saat dan ketika ada notifikasi balik tinggal menunggu jemputan itu tiba dan mengantarkan kita ke tempat tujuan sesuai titik di aplikasi. 

Semudah itu sekarang solusi bagi pemakai jasa angkutan online untuk bisa bepergian ke mana pun dengan syarat :

1. Memiliki aplikasi  angkutan online di gawai.

2. Memiliki pulsa.

3. Memiliki uang digital atau uang tunai.

Saya sendiri meskipun bisa berkendara roda dua dan lebih senang ke mana-mana menggunakan kendaraan favorit ini jika mengharuskan untuk bermotor dengan jarak tempuh agak jauhan, lebih memilih untuk menitipkan motor di penitipan motor. Lah kok dititipkan bukan langsung aja bermotor hingga tujuan?

Tunggu dahulu, untuk mengendarai motor dengan jarak tempuh lebih dari satu jam atau melewati jalan raya utama yang beraneka jenis kendaraan lalu lalang di sana butuh nyali. Nah...nyali itu belum muncul di dalam diri ini. 

Karena pernah mengalami kecelakaan saat bermotor ria. Saat itu entah memang sedang kurang fokus maka tak di duga tetiba badan ini sudah bergulingan di atas aspal hitam. Perlindungan dari Allah atas diri ini yang sedang bergulingan entah sudah berapa kali badan ini menggelinding di atas jalan raya yang pagi itu sedang ramai-ramainya. Hingga pertolongan datang dan memastikan jika saya baik-baik saja. 

Sungguh suatu pertolongan dari Allah hingga tak mengalami luka berdarah di sekujur tubuh melihat kejadian yang baru dialami, hanya pada bagian bahu sebelah kanan jaket pelindung diri sedikit koyak. Jika mengenang kejadian itu, rasanya suatu keajaiban diri ini bisa terhindar dari luka berat. 

Sejak saat itu butuh waktu untuk berani kembali membawa motor hampir memakan waktu lima tahunan lebih. Untung saja saat itu mulai marak sistem transportasi berbasis online. Hingga beberapa tahun menikmati duduk manis dan serasa memiliki asisten pribadi khusus mengantar ke mana pun yang dituju. 

Ketika keberanian itu muncul kembali untuk mencoba mengendarai motor dengan tujuan yang dekat dari rumah, tentunya segala persiapan dilakukan. Terutama perihal kondisi kendaraan harus nyaman dan enak untuk dibawa berkendara.

Jadilah pelanggan setia bengkel motor andalan yang siap mengecek kondisi motor untuk mobilitas. Tak mudah bagi saya percaya pada sebuah bengkel, karena  lebih senang melihat cara kerja orang bengkel dan memastikan alat apa saja yang perlu diganti. Hingga orang bengkelnya bertanya : "Kok, bukan orang rumah yang disuruh ke bengkel?" 

Saya jawab singkat : "Saya yang pakai motor ini dan lebih paham ada apa dengan keluhannya".

Jadilah saya mengantre di bengkel untuk beberapa waktu sembari melihat bagaimana para montir bekerja dan aneka peralatan yang digunakan untuk bekerja. Pada awalnya saya memilih bengkel  resmi sesuai jenis keluaran pabrik motor yang saya pakai. 

Memang pelayanan yang diberikan saat sedang melakukan servis rutin berkala tak ada masalah. Namun, seiring berjalannya waktu dan kondisi mobilitas yang mulai mengalami peningkatan aktivitas membuat jadwal kunjungan ke bengkel resmi mengalami gangguan. 

Kondisi mesin dan onderdilnya karena sering digunakan maka mengalami perubahan kondisi. Mengingat waktu dan kepentingan pada akhirnya memilih mengunjungi bengkel di sekitar rumah. Saya tipe orang yang ingin tahu saat harus ganti oli atau onderdil lainnya, tidak semua bengkel "mandiri"  menyediakan sparepart sesuai jenis motor. 

karena naluri Mak-Mak, sedikit bawel minta montir untuk mengganti alat yang sesuai aslinya. "Bunda, jika mau ganti sparepart ori, bawa ke bengkel resmi aja". Jika montir sudah bicara demikian, maka Mak akan langsung terdiam. Bukan tidak ingin berdebat dengan montir, hanya ingin memastikan motor kesayangan kondisinya pulih seperti sedia kala. 

Oke, tak mengapa untuk sementara yang penting motor bisa jalan lagi. Jika memang ada waktu baru deh kembali ke bengkel resmi untuk mengecek kondisi motor. "Oh, ini harus ganti sparepart dan kebetulan alatnya harus dipesan dahulu", begitu jawaban kepala montir di bengkel resmi. "Butuh berapa hari pesan alatnya?", tanya Mak pada montir. "Nanti dikabari lagi ya, bunda". Hmmmm...

Ternyata di bengkel resmi pun terkadang suku cadang tak tersedia. Entah faktor lainnya yang menyebabkan alat itu tidak bisa diganti secepatnya. Biasa jiwa Mak-Mak pun iseng bertanya : "Berapa kira-kira ongkos perbaikan alat ini?"

"Lumayan bunda, siapkan aja cuannya". Montir pun menyebutkan angka yang menurut Mak bisa untuk membeli stok  kebutuhan pokok di rumah.

Jadilah hari itu Mak hanya membayar biaya perawatan ganti oli dan cek berkala di bengkel resmi. Baru saja motor dipakai beberapa hari pasca ke bengkel resmi, mendadak mesin motor mogok dan Mak perkasa mendorong motor hingga berhenti sejenak di sebuah rumah makan  sekadar mengistirahatkan tubuh mungil yang kelelahan mendorong-dorong motor andalannya. 

Bapak pemilik rumah makan gudeg yang nikmat rasanya itu bertanya melihat Mak mendorong motor. "Motornya kenapa, Bun?"

Mak bercerita sembari menyantap nasi gudeg favorit yang sudah terhidang di meja. Pasti ada jalan dan solusi hingga pada akhirnya bapak pemilik rumah makan itu menyebutkan lokasi bengkel terdekat dari rumah makannya. 

"Jangan khawatir dengan pelayanan yang diberikan bengkel pinggir jalan", begitu promonya. 

Amunisi tenaga sudah kuat lagi untuk mendorong motor hingga bengkel yang direferensikan oleh bapak pemilik rumah makan tadi. 

Di bengkel sederhana itu ada dua orang montir yang tak berseragam hanya berkaos oblong untuk kenyamanan bekerja. Sembari menanti motor mendapat pelayanan, Mak mencoba menghubungi bengkel resmi untuk menanyakan keberadaan sparepart yang memang harus diganti. Namun, jawaban dari montir resmi tidak melegakan. Alat itu belum tersedia. 

Ya, sudah lah.. Memang kudu berbagi dengan bengkel tepi jalan dan tak mengapa Mak mencoba servis motor kesayangan. Tiba lah motor akan dicek kondisinya. Mak menyebutkan riwayat perjuangan motor yang kudu diganti alat, tetapi alatnya belum tersedia. Hingga Mak harus mendorongnya menuju bengkel tersebut.

Sang montir segera melakukan pengecekan, dan sebelum membongkar motor menyebutkan biaya yang harus dikeluarkan Mak agar kondisi motor tidak mati mendadak lagi saat melakukan oper gigi. "Itu biaya alatnya saja atau sudah termasuk jasa perbaikan?", jiwa detektif Mak mulai muncul. 

"Itu sudah termasuk ganti oli juga, Bunda". Wow!! Mak bersorak di dalam hati. Sparepartnya ori enggak?

"Tunggu dahulu ya, Bunda.. "Saya harus beli alatnya di toko sparepart maklum ini bengkel kecil".

"baik lah.. Mak bersedia menunggu beberapa lama karena montir harus ke toko membeli alat yang kudu diganti. 

Sembari menunggu Mak pun bernyanyi kecil di dalam hati. Apa pasalnya hingga Mak merasa senang seketika setelah lelah mendorong motor? 

Ternyata ongkos perbaikan sparepart di bengkel tepi jalan yang sering Mak lewati tiap hari itu di dalam perumahan, harganya sangat-sangat jauh berbeda. Di bengkel resmi kemarin Mak sudah tanya habis berapa untuk ganti alat yang sama. Pihak bengkel resmi menyebutkan angka fantastis menurut ukuran seorang Guru PAUD yang bergaji sajuta. 

Di bengkel tepi jalan referensi pemilik rumah makan itu ternyata biaya perbaikan dan ganti alat hanya beberapa ratus ribu saja. Itu pun sudah ganti oli dan lainnya. Motor kesayangan sudah kembali pulih dan bisa mengantarkan Mak kembali bermobilisasi.

Pada akhirnya Mak mereferensikan bengkel tersebut pada orang rumah untuk memakai jasanya. Begitulah pengalaman Mak memilih bengkel tepi jalan yang kini menjadi andalan Mak sekeluarga untuk melakukan perawatan berkala mengecek kendaraan. 

Tidak semua bengkel tepi jalan itu bisa memperbaiki dan terpercaya. Mak punya pengalaman dengan bengkel-bengkel tepi jalan yang kurang teliti dan paham kondisi kendaraan. Memang di sekitar perumahan Mak banyak bengkel-bengkel sejenis terlebih sebagai seorang Guru PAUD yang memiliki wali murid mempunyai bengkel pribadi. 

Memakai sistem aji mumpung biar dapat harga miring untuk perawatan motor? Oh... itu bukan sifat Mak. Meskipun kendaraan para Guru sering "jajan" karena motornya sudah lebih dari tujuh tahun ke atas pemakainnya, wajar jika motornya sesekali batuk-batuk.

Memanfaatkan jasa montir wali murid yang bengkelnya juga tidak jauh dari sekolah itu bisa saja dilakukan. Mak pun pernah memakai jasanya. Tetapi kondisi bengkel selalu ramai dan jika memang motor sedang bermasalah para Guru akan menitipkan motornya pagi hari untuk mengantre dan saat pulang sekolah baru mengambilnya kembali. 

Bengkel-bengkel wali murid juga membantu para Guru yang memiliki keluhan dengan motor kesayangan. Namun, belum pas aja waktunya motor kesayangan unjuk rasa minta jajan dan diservis di bengkel wali murid. Mak punya bengkel baru yang sedkit agak jauh dari jarak ke sekolah. 

Kembali  pada konsep rezeki tak akan tertukar karena sudah tertakar. Berbagi rezeki sesekali pada bengkel lain tak mengapa asalkan amanah dan terpercaya. Bukan Mak tak mau mendapat potongan harga spesial dari bengkel milik wali murid, mungkin suatu hari nanti Mak akan memakai jasanya. 

Di mana pun bengkelnya, pastikan kondisi kendaraan enak, nyaman dan tentu saja tidak menguras isi kocek terlalu dalam. Memang ada harga ada kualitas. Prinsip ekonomi yang satu ini juga menjadi pertimbangan Mak manakala mengingat biaya lainnya ikutan naik imbas kenaikan harga. 

Selamat menikmati fasilitas pelayanan jasa sebuah bengkel yang membuat kondisi kendaraan favorit mampu mengantarkan kita untuk bermobilisasi dengan aman dan nyaman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun