Penunjuk waktu menunjukkan angka 17.10 baru saja kaki melangkahkan diri memasuki halaman rumah. Tak banyak yang bisa dilakukan karena seharian sudah meninggalkan rumah tempat istirahat ternyaman setelah selesai beraktivitas di luar rumah. Ya, memang tipenya senang beraktivitas dari rumah tetapi ada tugas rutin dan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan demi anak bangsa.Â
Baru teringat hari ini tanggal 5 Oktober hari lahirnya Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Tetapi tanggal ini menjadi tanggal teristimewa dan memiliki kenangan terdalam bagi diri. Beberapa tahun lalu, di hari yang sama orang terkasih pergi untuk selama-lamanya.Â
Tetiba lintasan kisah beberapa tahun lalu itu mulai menari-nari di isi kepala. Mencoba menyusun kisahnya yang penuh perjuangan demi orang-orang terkasihnya yang pada akhirnya harus merelakan kepergiannya.Â
Saya mengenalnya sebagai sosok single parent dengan tiga anak perempuan yang cantik-cantik. Perkenalan saya dengannya tak disengaja dan pada akhirnya kami menjadi seperti sobat lama yang baru bertemu kembali setelah sekian purnama. Kebersamaan kami memang tidak begitu lama tetapi memiliki kisah yang tak bisa diceritakan dalam satu hari.Â
Saya mengenalnya sebagai sosok wanita kuat, tangguh dan sabarnya luar biasa. Sosok bersahaja dan ramah juga murah senyum. Tetapi di balik itu semua sosok ini selalu meneteskan air matanya setiap malam sehingga nampak jelas jejak mata panda tak bisa ditutupi.Â
Tak kenal maka kita kenalan, dan masa perkenalan yang singkat membuat diri ini merasa bagaimana jika hal itu saya yang mengalaminya? Apakah akan sekuat, setegar dirinya? Entah lah....
Perjalanan kisah seseorang sudah tercatat bagaimana lahir, jodoh dan kematiannya kita sebagai hamba yang mengimani ini hanya bisa melakukan kebaikan sebelum ajal menjemput.Â
Begitu pun dengan sobat sejati yang saya kenal sosoknya tidak begitu lama namun kenangan bersamanya tak bisa terganti. Selain seorang single parent, beliau juga ternyata memiliki suatu penyakit akut yang terpendam sekian tahun dan baru aktif kembali penyakitnya karena suatu kondisi.
Siapa yang mengira tubuhnya yang gempal, dan terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan suatu penyakit yang ganas serta mematikan. Perjalanan riwayat penyakitnya dahulu ternyata menemui klimaksnya di saat kami baru saja saling bertukar kisah perjalanan hidup masing-masing.Â
Sobat hebat ini tak pernah menunjukkan kalau dia sedang tidak baik-baik saja. Hingga suatu hari mulai merintih dan mulai lah berkisah bahwa penyakit lamanya mulai menyerang pertahanan tubuhnya. Bak di sambar petir di siang bolong, saat sobat hebat ini menunjukkan kondisi tubuhnya yang mulai bereaksi melawan penyebaran sel-sel kanker yang sangat cepat sekali menyebar menggerogoti tubuh gempalnya.Â
"Tolong bawa saya ke rumah sakit.."