Mohon tunggu...
Ade Khoirunisa
Ade Khoirunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi STAI AL-HAMIDYAH JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

peranan psikologi dalam pengembangan sikap positif belajar peserta didik

8 Juli 2023   20:10 Diperbarui: 8 Juli 2023   20:21 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sikap merupakan unsur psikologis yang muncul setelah adanya persepsi terhadap sesuatu hal. Sehingga orang sebelum bersikap terhadap suatu hal, ia harus mengetahui hal tersebut untuk membentuk suatu sikap terhadap hal tersebut. Sikap belajar pada diri peserta didik perlu dibangun sedemikian rupa secara sadar agar peserta didik melakukan aktivitas belajar sesuai dengan hakikat dan tujuan belajar. Sikap belajar peserta didik merupakan kesiapan mental peserta didik melalui pengalaman serta memberikan pengaruh secara langsung terhadap respons peserta didik nantinya. Sikap belajar peserta didik harus dikuatkan dari waktu ke waktu secara kontinu, sebab sikap merupakan kondisi yang dinamis dan sikap terbentuk dari hasil pengalaman peserta didik itu sendiri. Sikap belajar merupakan kecenderungan berperilaku yang dapat bersifat positif dan negatif.

A. PENGERTIAN SIKAP BELAJAR PESERTA DIDIK

Sikap merupakan unsur awal seseorang sebelum melakukan sebuah tindakan. Sikap dapat juga diartikan sebagai niat seseorang berkaitan dengan kontrol atau kendali seseorang terhadap respons pada suatu keadaan tertentu yang dihadapi oleh orang tersebut. Garrett menyatakan bahwa pembentukan dan perubahan sikap dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: 

(1) faktor psikologis, seperti motivasi, emosi, kebutuhan, pemikiran, kekuasaan, dan kepatuhan, semuanya merupakan faktor yang memainkan peranan dan menimbulkan atau mengubah sikap seseorang.

 (2) faktor budaya, seperti status sosial, lingkungan keluarga dan pendidikan juga merupakan faktor yang berarti menentukan sikap manusia.

Sikap belajar peserta didik yang dimaksud dalam konteks ini adalah suatu sikap yang terwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu pelajaran. Sikap belajar peserta didik harus dibentuk, dikembangkan, dipelihara, dan terus diperkuat secara kontinu agar ia selalu merasa senang terhadap pelajaran. Rasa senang peserta didik terhadap pelajaran akan meningkatkan motivasi belajarnya, sehingga dengan meningkatnya motivasi belajar peserta didik, diharapkan prestasi belajarnya juga terus meningkat.

B. KOMPONEN SIKAP BELAJAR PESERTA DIDIK

Secord dan Bacman membagi sikap menjadi tiga komponen, yaitu:

1) Komponen Kognitif

yaitu komponen yang terdiri dari pengetahuan; pengetahuan inilah yang akan membentuk keyakinan dan pendapat tertentu tentang objek sikap.

2) Komponen Afektif

yaitu komponen yang berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senang, sehingga bersifat evaluatif; komponen ini erat hubungannya dengan sistem nilai yang dianut pemilik sikap.

3) Komponen Konatif

yaitu komponen sikap yang berupa kesiapan seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap.

C. MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi belajarnya yang diwujudkan dalam aktivitas bersekolah. Memberikan motivasi kepada peserta didik berarti menggerakkan peserta didik untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar sehingga akan menjadi kebiasaan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan.

Sidjabat menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendorong anak agar termotivasi belajarnya, yaitu:

1) Menghargai pendapat peserta didik dan memberikan penghargaan atas keberaniannya untuk berpendapat. Memberikan pujian yang tulus (reinforcement) pada tiap-tiap peserta didik agar mereka semakin bersemangat dan termotivasi untuk belajar.

2) Menanamkan rasa percaya diri (self confidence) dalam dirinya agar proses belajar semakin meningkat.

3) Menjauhkan peserta didik dari perasaan takut gagal atau takut salah dalam melakukan sesuatu. Untuk itu peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba sesuatu secara pelan-pelan supaya tidak merasa takut melakukan kesalahan.

4) Memberikan motivasi untuk mau mencapai nilai tertinggi.

5) Membina persahabatan dengan peserta didik dan memelihara suasana kelas yang akrab dan dinamis. Menanamkan pada mereka
perasaan bahwa mereka diterima oleh teman sekelas dan gurunya (social acceptance), sehingga mereka tidak merasa kesepian di
dalam kelas.

6) Memberikan pengertian bahwa mereka sangat berarti (personal meaning), baik bagi dirinya sendiri, keluarga, teman, dan gurunya.

DAFTAR PUSTAKA

Abror, A. R. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

Elmubarok, Z. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sidjabat, S. 1993. Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif Kristiani. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun