Mohon tunggu...
Ade Iftahaq
Ade Iftahaq Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer of Agriculture Manufacturing Industry

Supply Chain | Fresh Product | Industrial Engineering

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Artikel Utama

Menarik Sekali jika Esport Masuk Kurikulum Sekolah

4 Februari 2019   10:48 Diperbarui: 5 Februari 2019   00:44 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana iCafe Poseidon, Warnet Game yang dikembangkan Nvidia untuk merintis komunitas eSport (Foto: Kompas.com/Rizky C. Septania)

Sumber : Instagram/sarahvilo.id
Sumber : Instagram/sarahvilo.id
Lebih hebat lagi, gamers dengan nickname "Jess No Limit", dari keahliannya di bidang Esport, dia sudah membeli Ferrari saat usaianya masih muda.

Jess No Limit, Beli Ferrari dari Game Online (Sumber : Tribunnews)
Jess No Limit, Beli Ferrari dari Game Online (Sumber : Tribunnews)

Rencana Menpora Memasukkan Esport dalam Kurikulum Sekolah

Dilansir dari tirto.id

Harus ada rekomendasi dari kepala sekolah karena ini sebuah prospek, memberi harapan masa depan, baik itu dalam konteks industri olahraga, maupun prestasi olahraga," kata Nahrawi di Aula Kemenpora, Jakarta Selatan pada Selasa (29/1/2019).

Nahrawi berpendapat eSport lebih dari sekedar permainan. Menurut dia, terdapat nilai-nilai sportivitas, azas saling menghargai dan semangat bekerja sama dalam olahraga eSport.

"Belajar [permainan] digital bisa membentuk kepribadian yang kuat, saling menghargai, menghormati, dan tentu saling bekerja sama. Makanya kalau ada yang mengatakan eSport bukan bagian olahraga, saya kira itu perlu diluruskan," ujar Nahrawi.

Dari sumber lain, Kemenpora telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk mendanai langkah tersebut dan sedang mendorong kampanye olahraga Esport di tingkat pelajar. (revivaltv)

Salah satunya dengan menggelar Youth National eSport Championship 2019. Kompetisi ini rencananya akan melibatkan tim dari 600 sekolah SMP dan SMA di 22 kota di Pulau Jawa dan Sumatera, dan berlangsung pada 18 Januari hingga September 2019.

Bisa kita bayangkan bagaimana euphoria para gamers nasional dengan wacana yang disampaikan oleh Menpora tersebut. Di masa mendatang, para orang tua tidak bisa lagi melarang putra-putrinya untuk main game online karena sudah masuk dalam kurikulum pembelajaran, mereka bahkan harus meberikan fasilitas yang cukup agar anaknya tidak tertinggal.

Lebih Fokus Game Online daripada Pelajaran Reguler

Saya sangat setuju jika banyak ahli mengatakan Esport memberikan dukungan pada perkembangan pola berpikir anak, khususnya dalam pengambilan keputusan, kerja sama team, juga kemampuan managerial yang lain.

Tetapi, perlu diingat bahwa ada harga yang harus dibayar mahal. Saking menariknya game online, yang dimasukkan sebagai Esport, sangat besar peluangnya untuk menggeser prioritas siswa untuk pelajaran reguler. Saat masih dilarang saja, masih banyak yang bermain, apalagi jika difasilitasi atau dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun