"Mau kaya dan bosan miskin? Kami melayani jasa perdukunan ilmu ghaib. Dijamin, kaya mendadak tanpa keluar uang banyak. Segera hubungi kami hari ini juga (diskon 20%)."
Aku mengernyitkan dahi, masa pandemi memang merubah segalanya. Mulai dari kebiasaan baru hingga perdukunan konvensional berubah menjadi perdukunan online. Entah apa yang tersaji di sana, mungkin pesugihan, jin penglaris, babi ngepet atau beragam tuyul siap mengkayakan orang-orang pragmatis secara instant.
Bukannya aku terperdaya dengan label halal-haram atau syirik, bagiku masalah perdukunan dan hal ghaib adalah fenomena penipuan berkedok perdagangan irrasional. Aku berani berasumsi karena banyak temanku yang menjadi korban. Sialnya, mereka tak bisa menyelesaikan kasus itu ke ranah hukum karena hal-hal perdukunan masih ambigu dan bermasalah dari segi pembuktian.
Hal itu membuat kasus-kasus serupa terhenti di tengah jalan dan tak bisa dibawa ke ranah hukum. Akibatnya, penipuan atas nama perdukunan marak terjadi di mana-mana dan tersebar secara masif karena sulit terdeteksi oleh aparat negara.
Apa pun yang terjadi di masa pandemi bagiku hanyalah angin lalu, kecuali uang dan keluargaku. Sekali lagi aku hanya ingin uang, sebagaimana yang diberikan kepada Dewa Kipas dan Irene Sukandar. Sayang, saat itu yang bertanding bukanlah aku. Aku hanyalah penonton biasa, seorang pengangguran yang sedang bersiap ditinggal oleh istri dan anak-anakku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H