Setelah turun dari atas panggung, aku kembali memeluk ayah.
"Terima kasih yah, sudah menceritakan kisah pelangi dan layang-layang. "
Ayah tak berkata-apa. Air matanya terus mengalir di pipi, menjadi saksi bahwa aku adalah anak spesial yang akan menjadi al-quran berjalan. Menerangi sekitar, tanpa harus membakar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!