Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku Harus Bisa! Belajar dari Pelangi dan Layang-layang

23 Desember 2019   08:21 Diperbarui: 23 Desember 2019   08:28 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu juga akan belajar dari layang-layang. Hidupmu akan penuh tantangan yang terus akan kamu lawan, entah sekencang apapun badai menghadang, kamu akan tetap terbang dengan lincah menuju tempat tinggi nan indah. Tempat yang hanya bisa digapai oleh perjuanganmu, sehingga orang-orang berdecak kagum dan balik memujimu setelah menghinamu."

Entah mengapa, setelah mendengar ayah berbicara, hatiku seketika merasakan ketentraman yang luar biasa. Secara perlahan, aku menjadi manusia paling bahagia sedunia yang terbebas dari beban hidup.

Perkataan ayah menjadi motivasi tersendiri bagiku, ibarat HP lowbat kemudian di isi aliran listrik hingga penuh, tentunya siap dipakai hingga berjam-jam. Begitupun aku, siap melangkahkan kaki menuju kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

****

Beberapa hari setelah dinasehati ayah, aku mencoba menghafal quran sedikit demi sedikit lewat audio HP bersama ibu. Awal mulanya aku begitu kesulitan menghafal, apalagi aku sama sekali belum mengenal huruf hijaiyah, tetapi karena keseriusan dan motivasi tinggi, serta dukungan tak henti-henti dari orang tua, aku berhasil menghafal surat-surat pendek di juz 30 seperti; surat an-nas, al-falaq, al-ikhlas hingga al-humazah meski dengan terbata-bata.

Tak mengapa, yang terpenting aku terus berusaha mencari pahala sekaligus mengasah kemampuan otakku. Hari demi hari kulalui dengan semangat menghafal.

Sehabis pulang sekolah, aku langsung menyalakan murattal quran di HP dan mencoba menghafal secara perlahan. Tak sekadar menghafal, kuperhatikan pula tajwid bacaan agar tak mengubah artinya, dan tetap menjaga keindahan kalam Allah.

Lama-lama aku terbiasa, dan hafalanku sudah semakin banyak. Aku berhasil menghafal surat-surat panjang seperti al-lail, as-syams, dan al-balad dengan tajwid yang cukup baik walau tak sesempurna para penghafal quran di Indonesia.

Aku terus belajar, berjuang seperti layang-layang. Terbang melawan angin kencang agar bisa terbang tinggi membuat decak siapapun yang melihatnya.

Hari demi hari kulalui, separuh lebih juz 30 telah kuhafal. Hanya beberapa surat yang belum kuhafal seperti surat an-nazi'at dan an-naba. Meski sudah hafal, terkadang aku lupa, bahkan ada ayat yang tertukar dengan ayat di surat lain.

Semisal aku sedang menghafal surat al-asr, tiba-tiba menyambung ke surat al-balad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun