Â
Ancaman dari Jeremy dan kawan-kawan tidak Adi hiraukan, bahkan dalam beberapa menit dia sudah lupa dengan ancaman itu. Saat jam pelajaran, Adi sangat serius mendengarkan, dan sesekali malah mengacungkan pertanyaan kepada guru karena tidak sependapat. Melihat Adi bertanya, Jeremy dan kawan-kawan kaget bukan kepalang. Bukankah pada saat jam istirahat mereka sudah berpesan padanya agar tidak perlu menjawab dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru? Rupanya Adi acuh tak acuh terhadap ancaman Jeremy. Karena itu, setelah pulang sekolah nanti Jeremy akan membuat perhitungan terhadap Adi.
Â
Hal itu terus Adi lakukan sampai bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa bergembira dan segera berkemas pulang setelah guru menutup pelajaran. Seperti teman lain, Adi keluar kelas untuk pulang. Ketika hendak pulang, tiba-tiba Jeremy dan kawan-kawan menghadang dan menyuruh Adi agar pergi ke kamar mandi. Tampaknya kali ini Adi mulai cemas. Wajahnya tiba-tiba berkeringat, jantungnya berdetak lebih kencang, dan tangannya basah.
Â
Sampai di kamar mandi, David mencengkram kerah baju Adi.
Â
"Adi, kamu tau enggak tadi kita bilang apa?"
Â
Adi hanya terdiam. Dia tahu bahwa jawaban tidak akan memberikan keselamatan padanya. Karena itu, lebih baik dia diam tanpa berkata apa-apa. Tiba-tiba tangan David melayang ke perut. Dia terjatuh sambil memegang perutnya. Tak disangka, pukulan David bisa membuatnya kesakitan.
Â