Era digital telah mengubah lanskap bisnis secara dramatis. Bisnis yang ingin bertahan dan berhasil harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam sebuah teknologi, perilaku konsumen, dan tren pasar yang sedang naik. Salah satu strategi yang paling efektif untuk menghadapi tantangan ini adalah dengan memanfaatkan kekuatan online store menjadi nilai cuan yang memiliki branding yang cukup tinggi. Hal tersebut didasari dengan beberapa manfaat yang sering ditemukan dalam penggunaan online store sebagai media perbelanjaan. Salah satu manfaat yang dimaksud adalah dengan adanya kemudahan akses dan waktu yang cukup efisien yang mampu menarik minat dan daya tarik konsumen dalam bertransaksi.
Mengapa Revitalisasi Bisnis Penting dilakukan?
Daya beli/minat masyarakat terhadap offline store saat ini sangat berkurang, hal tersebut dibuktikan dengan tutupnya satu-persatu toko offline store seperti Transmart, Giant, Matahari hingga beberapa bisnis UMKM lainnya  yang didirikan oleh masyarakat sendiri, baik itu di dalam area pasar hingga mall yang sejatinya sebagai pusat perbelanjaan. Faktor utama yang melatarbelakangi hal ini adalah dengan adanya perubahan dalam perilaku konsumen terhadap kemajuan teknologi yang ada. Online store (e-commerce) menjadi pesaing yang kuat bahkan dapat merugikan bisnis offline store (toko fisik) secara bertahap. Berikut adalah beberapa alasan mengapa online store bisa membunuh bisnis offline store:Â
-
Kenyamanan Berbelanja: Belanja online memberikan kenyamanan yang tak tertandingi. Pelanggan dapat berbelanja dari rumah mereka tanpa harus beranjak ke toko fisik. Ini sangat menguntungkan bagi mereka yang memiliki jadwal sibuk atau mobilitas terbatas.
Pilihan Produk yang Lebih Luas: Online store seringkali menawarkan pilihan produk yang lebih beragam dibandingkan dengan toko fisik. Pelanggan memiliki akses ke berbagai merek dan produk dari seluruh dunia tanpa harus mengunjungi beberapa toko fisik.
Harga Bersaing: Persaingan online yang ketat seringkali menghasilkan harga yang lebih kompetitif. Pelanggan dapat dengan mudah membandingkan harga dari berbagai penjual dan mencari penawaran terbaik.
Kemampuan untuk Membandingkan Produk: Online store memungkinkan pelanggan untuk dengan mudah membandingkan produk berdasarkan fitur, ulasan pelanggan, dan spesifikasi. Ini membantu mereka membuat keputusan berdasarkan informasi yang lebih lengkap.
Pengalaman Belanja yang Personal: E-commerce menggunakan algoritma untuk menawarkan rekomendasi produk yang sesuai dengan preferensi pelanggan. Ini menciptakan pengalaman belanja yang lebih personal dan meningkatkan kemungkinan pembelian.
Layanan Pengiriman: Online store menawarkan layanan pengiriman yang nyaman, bahkan dalam waktu singkat. Ini memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan produk dengan cepat tanpa harus pergi ke toko fisik.
Salah satu cara agar bisnis offline store tetap  berkembang adalah dengan melakukan revitalisasi. Revitalisasi sendiri merupakan tindakan atau upaya untuk memperbarui adan menghidupkan kembali sesuatu yang mungkin telah melemah, mati, atau mengalami penurunan. Istilah ini sering digunakan dalam berbagai konteks, termasuk dalam bisnis, perkotaan, lingkungan, atau masyarakat. Revitalisasi melibatkan langkah-langkah untuk memulihkan vitalitas, mengembalikan daya tarik, atau meningkatkan kualitas sesuatu dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi yang mungkin sudah tidak memadai. Revitalisasi sering kali melibatkan investasi, kebijakan, inovasi, dan perubahan positif dalam rangka mencapai hasil yang diinginkan.Â
Bagaimana cara melakukan revitalisasi?
Produsen, distributor, dan reseller adalah tiga entitas yang berperan penting dalam rantai pasokan dan distribusi produk. Mereka memiliki peran yang berbeda dalam membawa produk dari produsen ke konsumen akhir. Namun yang baru-baru ini ditemukan adalah turunnya produsen secara langsung ke konsumen yang menyebabkan para reseller  harus gulung tikar. Hal itu dikarenakan harga yang ditawarkan oleh produsen jauh lebih murah dari harga yang ditawarkan oleh reseller (offline store). Apalagi media yang digunakan oleh pihak produsen sendiri adalah online store, sehingga memudahkan mereka dalam melakukan transaksi jual beli.Â
Berdasarkan hal tersebutlah, pemerintah seharusnya membuat sebuah kebijakan dimana produsen tidak dapat lagi menjual produknya secara langsung namun harus melalui distributor dan reseller. Hal ini harus diperkuat dengan adanya undang-undang yang mengatur agar tidak ada lagi oknum-oknum tertentu yang melanggar kebijakan tersebut. kebijakan ini merupakan salah satu bentuk revitalisasi dalam membangkitkan offline store ditengah-tengah gelombang online store.
kemudian kebijakan kedua yang dapat dilakukan adalah dengan membuat peralihan bisnis offline store sebagai toko grosir bukan ecer. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi masyarakat lainnya untuk membuka bisnis UMKM sendiri (online store) dengan bahan yang sudah disediakan oleh pihak grosir. Namun hal ini akan berlangsung dengan baik jika masyarakat dan pemerintah mampu bekerja sama dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H