Mohon tunggu...
Ade
Ade Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan Swasta/Mahasiswa

Pencak silat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Peningkatan Mutu dan Citarasa Serta Menambah Nilai yang Baik Pada Kopi Rakyat

5 Juli 2024   17:30 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketertarikan kopi dalam beberapa tahun terakhir semakin signifikan diberbagai kalangan, indonesia sebagai negara produsen berbagai jenis kopi dengan citarasa yg terbaik dituntut untuk dapat diterima oleh berbagai konsumen baik dalam negeri ataupun luar negeri.

Untuk bisa mempertahankan citarasa dan mutu kopi yang sebagian besar produsen diperkebunan rakyat, banyak berbagai faktor yang mempengaruhi dan sebagian besar disebabkan oleh pengaruh tahapan proses pengolahan. Proses pengolahan ini dimulai dari proses pemanenan biji kopi yang terbaik yg sudah disortir berdasarkan grade sehingga menghasilkan kopi siap seduh merupakan faktor yang sangat pengaruh untuk menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik.

Oleh karena itu agar dapat  meningkatkan daya saing kopi indonesia yang umumnya kopi special di pasar internasional dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu sehingga kopi indonesia dapat dikenal lebih banyak di dunia serta dapat memberikan nilai tambah terhadap kopi serta dapat mensejahterakan petani

Selama 10 tahun terakhir,pertumbuhan masyarakan konsumsi kopi dunia lebih cepat dibandingkan dengan produksi, hal ini disebabkan oleh meningkatnya  konsumsi kopi di negara konsumen baru seperti algeria,eropa barat,china dan lain lain.,menurut ICO (International coffe organization), bahwa sejak tahun 2009 telah terjadi tren peningkatan masyarakat konsumsi kopi dunia sebesar 3,2% per tahun sehingga pada tahun 2021 masyarakat konsumsi kopi dunia diperkirakan akan mencapai 178 s.d 185 juta karung atau mengalami defisit sebesar 30-45 juta karung. Ada tren perubahan budaya dalam pola minum kopi, yaitu dari sistem konvensional (drip coffe) , kepola modern (espresso) menyebabkan kebutuhan kopi mengalami penigkatan drastis dari 9 gram menjadi 20 gram per cangkir.

Adapun luas perkebunan di indonesia sekitar 1,58 juta hektar. Sebagaimana volume tersebut indonesia merupakan negara dengan lahan terluas kedua di dunia setelah brasil. Akan tetapi produktivitas perkebunan kopi indonesia masih rendah, baru mencapai sekitar 500 kg biji kering/ha/tahun sedangkan produktivitas perkebunan kopi di brasil  telah mencapai 1100 kg biji kering/ha/tahun,Columbia 1300 kg biji kering/ha/tahun, dan vietnam 1600 kg biji kering/ha/tahun.rendahnya produktivitas yang baru mencapai 60% disebabkan sekitar 96% perkebunan kopi di indonesia merupakan perkebunan masyarakat yang umumnya belum menggunakan bibit unggul, teknik budidaya yang benar, serta terlambat melakukan peremajaan tanaman. Di samping produktivitas yang rendah, sehingga lebih besar dari 65% kopi robusta indonesia terkena larangan ekspor karena berada pada grade IV ke atas yang merupakan kopi bermutu rendah.

Seiring berjalannya waktu Perkembangan perkebunan kopi yang cukup pesat perlu didukung dengan kesiapan sarana dan metode pengolahan yang tepat dengan mengacu kepada pengolahan pascapanen yang baik dan benar (good manufacturing practices/GMP).itu sebagai landasan dasar untuk mendorong petani agar menghasilkan biji kopi dengan mutu tinggi seperti yang dipersyaratkan oleh SNI 01-2907-2008, mengingat sasaran akhir budidaya kopi adalah produk biji berkualitas tinggi, ketersedian dalam jumlah cukup , dan pasokan tepat waktu serta berkelanjutan merupakan beberapa prasyarat yang dibutuhkan agar biji kopi rakyat bisa dipasarkan pada tingkat harga yang menguntungkan dan dapat bersaing sejajar dengan biji kopi dari negara lain. Dengan demikian para petani bisa mendapatkan nilai tambah berupa insentif peningkatan harga dan jaminan pasar. Agar bisa dapat meningkatkan daya saing, perlu diperlukan konsistensi dalam peningkatan mutu melalui pembinaan petani pekebun kopi untuk menghasilkan biji kopi bermutu baik dan memenuhi SNI.

PENGOLAHAN BIJI KOPI

Poses pengolahan biji kopi dari bentuk buah segar sampai didapatkan biji kopi beras

(green bean) disebut pengolahan primer dan proses pengolahan sampai menjadi bubuk kopi (pengolahan sekunder) secara umum ada dua metode yang biasa dilakukan untuk mengolah kopi menjadi kopi beras , yaitu cara basah (wet process) dan cara kering (dry process). Sedangkan metode yang banyak dilakukan oleh petani pekebun di Indonesia ,yaitu cara semi-basah (wet-hulling process)

Proses pengolahan kopi dengan cara kering atau natural process dan sering disebut  ost indische bereiding (OIB) relatif lebih sederhana jika dibandingkan dengan pengolahan cara basah . kopi yang diolah dengan metode ini biasanya disebut dengan istilah umum biasa atau alami, untuk bisa membedakannya  dengan metode basah atau dicuci, kemudian pengolahan cara kering masih banyak diterapkan oleh petani kopi robusta dan perusahaan perkebunan besar untuk buah kopi yang inferior, yaitu buah muda ,kering dan mengapung. Dalam process kering, dimulai dari tahapan sortasi,pengeringan,penggilingan, dan pemisahan ukuran (grading)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun