Ganja atau marijuana dikenal sebagai salah satu jenis narkotika yang mengandung zat adiktif, terdiri dari zat psikoaktif dan tetrahidrokanabinol (THC). THC ini lah yang merupakan senyawa pembuat mabuk pemakainya.
Meski termasuk dalam jenis narkotika. Namun, daun ganja sebenarnya memiliki manfaat penting dalam dunia kesehatan karena adanya senyawa aktif cannabidiol (CBD). Senyawa yang dianggap penting sebagai penurunan atau penekanan efek halusinasi yang disebabkan zat lain di ganja tersebut.
Perlu diketahui, penggunaan ganja di beberapa negara sudah dilegalkan sebagai obat medis yang umumnya untuk mengontrol rasa sakit. Ganja dinilai tidak menyebabkan overdosis dan dapat menggantikan obat anti-inflamasi nonsteroid.
Dilansir dari hellosehat.com, ternyata ganja terbukti memiliki sejumlah manfaat lain bagi kesehatan berdasarkan penelitian yang jarang diketahui banyak orang, diantaranya adalah:
1. Mencegah glaukoma
Dipercaya bahwa ganja berpotensi mengatasi serta mencegah mata dari glaukoma. Hal ini dibuktikan atas dasar penelitian yang dilakukan National Eye Institute, bahwa ganja dapat menurunkan intraocular pressure (IOP) atau tekanan bola mata. Efek ini dinilai mampu memperlambat proses terjadinya penyakit ini sekaligus mencegah kebutaan.
2. Meningkatkan kapasitas paru
Ganja berpotensi menambahkan kapasitas paru-paru untuk menampung udara ketika bernapas, Hal ini tercantum dalam Journal of the American Medical Association (2012). Terkait dengan cara penggunaan ganja biasanya dihisap dalam-dalam. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan mungkin menjadi semacam latihan paru-paru.
3. Mencegah kejang karena epilepsi
Dalam jurnal Cureus (2018) memperlihatkan hasil studi bahwa ganja berpotensi untuk mengatasi epilepsi dan membantu meredakan gejala pasien dengan resistensi obat. Kandungan cannabinoid ini lah yang diyakini dapat meringankan kejang pada pasien.
4. Mengatasi masalah kejiwaan
Penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review (2017) menunjukkan adanya potensi manfaat ganja untuk membantu mengatasi masalah kesehatan jiwa tertentu. Akan tetapi, ganja bukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa, sebab bisa memperburuk gejala orang gangguan bipolar.
5. Memperlambat perkembangan Alzheimer
Molecular Pharmaceutics menerbitkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kandungan THC dalam ganja mungkin dapat memperlambat pembentukan plak amiloid. THC membantu menghalangi enzim pembuat plak di otak agar gagal terbentuk. Namun, penelitian ini masih perlu studi penguat untuk membuktikannya.
Sampai saat ini, penggunaan ganja tetap harus memperhitungkan efek samping atas kesanggupan tubuh pemakainya. Meskipun dikabarkan memiliki manfaat medis, di Indonesia ganja tetap termasuk obat terlarang yang merupakan barang ilegal.
Oleh sebab itu, penggunaan ganja sebagai medis masih menjadi pro dan kontra banyak pihak. Memang kandungan ganja memiliki beberapa manfaat bagi dunia kesehatan, tetapi hal itu belum terbukti jelas. Tim medis bersama pemerintah perlu melakukan banyak penelitian dan studi yang kuat agar publik percaya bahwa ganja benar-benar memiliki manfaat untuk kesehatan.
Terlebih ganja dinilai bahaya jika dikonsumsi secara berkepanjangan, lebih banyak dampak negatif dibanding positif dari penggunaan ganja ini. Karena itu, perlu adanya pertimbangan panjang terkait penelitian ganja untuk medis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H