Penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review (2017) menunjukkan adanya potensi manfaat ganja untuk membantu mengatasi masalah kesehatan jiwa tertentu. Akan tetapi, ganja bukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa, sebab bisa memperburuk gejala orang gangguan bipolar.
5. Memperlambat perkembangan Alzheimer
Molecular Pharmaceutics menerbitkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kandungan THC dalam ganja mungkin dapat memperlambat pembentukan plak amiloid. THC membantu menghalangi enzim pembuat plak di otak agar gagal terbentuk. Namun, penelitian ini masih perlu studi penguat untuk membuktikannya.
Sampai saat ini, penggunaan ganja tetap harus memperhitungkan efek samping atas kesanggupan tubuh pemakainya. Meskipun dikabarkan memiliki manfaat medis, di Indonesia ganja tetap termasuk obat terlarang yang merupakan barang ilegal.
Oleh sebab itu, penggunaan ganja sebagai medis masih menjadi pro dan kontra banyak pihak. Memang kandungan ganja memiliki beberapa manfaat bagi dunia kesehatan, tetapi hal itu belum terbukti jelas. Tim medis bersama pemerintah perlu melakukan banyak penelitian dan studi yang kuat agar publik percaya bahwa ganja benar-benar memiliki manfaat untuk kesehatan.
Terlebih ganja dinilai bahaya jika dikonsumsi secara berkepanjangan, lebih banyak dampak negatif dibanding positif dari penggunaan ganja ini. Karena itu, perlu adanya pertimbangan panjang terkait penelitian ganja untuk medis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H