Sementara masih banyak yang takut akan tagihan asuransi, saya malah merasa perlu ditagih-tagih! Maksudnya, saya perlu ditagih untuk menyisihkan dana pendidikan anak. Asuransi memang lebih ketat dari tabungan.
Menabung bisa sesuka hati, kapan pun. Begitu juga ambilnya.
Asuransi tidak. Ada premi (setoran tetap, bisa juga berubah, tergantung pilihan) yang mesti dibayar di waktu yang ditentukan. Klaimnya (ambil uangnya) juga bisa didapat di waktu tertentu juga.
Sepintas tidak enak, ya? Namun, saya malah terbantu. Di saat pendaftaran sekolah, ada dana yang sudah tersedia sehingga saya tak terlalu pusing untuk membayar. Apalagi sekolah anak saya memang di swasta.
Pengambilan klaim yang tidak bisa sewaktu-waktu ini yang bagi saya malah menolong. Mencegah saya mengambil di saat yang tidak diperlukan. Hanya diambil di saat pendaftaran sekolah.
Asuransi juga menyediakan dana kesehatan. Saya belum pernah memanfaatkan. Tapi, ini tentu positif. Semua orang tua tak pernah mengharapkan anaknya sakit, tapi kalau sudah terjadi, harus segera bertindak.
Selain pendidikan, nomor dua adalah kesehatan
Iya, kalau anak sakit, gimana mau sekolah? Sakit-sakit ringan sih nggak masalah, kalau berat? Sekalipun tak mengharapkan, lagi-lagi, orang tua tetap saja kudu sedia payung. Nah, biasanya asuransi pendidikan disertai asuransi kesehatan juga. Lepas satu kekhawatiran.
Saatnya fokus pada anak
Setelah perbekalan lengkap, kita tinggal berangkat. Kita tinggal menjalani dan memantau perkembangan anak. Kita bisa memilih sekolah yang sesuai dengan anak. Ketika beban fianansial tidak lagi jadi kendala, begitu pun kesehatan, anak bisa belajar dengan semangat. Orang tua dan guru pun membimbing dengan tenang.
Cita-cita anak adalah kekuatan bangsa. Ingin jadi apa? Biarlah anak-anak berimajinasi sendiri. Biarlah mereka bermimpi. Sebagai orang tua, marilah kita mendukung dan memfasilitasi. Kita persiapkan mereka sebaik-baiknya!