Mohon tunggu...
addin negara
addin negara Mohon Tunggu... swasta -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merencanakan Pendidikan, Perlu Asuransikah?

14 Agustus 2016   21:02 Diperbarui: 15 Agustus 2016   08:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara masih banyak yang takut akan tagihan asuransi, saya malah merasa perlu ditagih-tagih! Maksudnya, saya perlu ditagih untuk menyisihkan dana pendidikan anak. Asuransi memang lebih ketat dari tabungan.

Menabung bisa sesuka hati, kapan pun. Begitu juga ambilnya.

Asuransi tidak. Ada premi (setoran tetap, bisa juga berubah, tergantung pilihan) yang mesti dibayar di waktu yang ditentukan. Klaimnya (ambil uangnya) juga bisa didapat di waktu tertentu juga.

Sepintas tidak enak, ya? Namun, saya malah terbantu. Di saat pendaftaran sekolah, ada dana yang sudah tersedia sehingga saya tak terlalu pusing untuk membayar. Apalagi sekolah anak saya memang di swasta.

Pengambilan klaim yang tidak bisa sewaktu-waktu ini yang bagi saya malah menolong. Mencegah saya mengambil di saat yang tidak diperlukan. Hanya diambil di saat pendaftaran sekolah.

Asuransi juga menyediakan dana kesehatan. Saya belum pernah memanfaatkan. Tapi, ini tentu positif. Semua orang tua tak pernah mengharapkan anaknya sakit, tapi kalau sudah terjadi, harus segera bertindak.

Selain pendidikan, nomor dua adalah kesehatan

Iya, kalau anak sakit, gimana mau sekolah? Sakit-sakit ringan sih nggak masalah, kalau berat? Sekalipun tak mengharapkan, lagi-lagi, orang tua tetap saja kudu sedia payung. Nah, biasanya asuransi pendidikan disertai asuransi kesehatan juga. Lepas satu kekhawatiran.

Saatnya fokus pada anak

Setelah perbekalan lengkap, kita tinggal berangkat. Kita tinggal menjalani dan memantau perkembangan anak. Kita bisa memilih sekolah yang sesuai dengan anak. Ketika beban fianansial tidak lagi jadi kendala, begitu pun kesehatan, anak bisa belajar dengan semangat. Orang tua dan guru pun membimbing dengan tenang.

Cita-cita anak adalah kekuatan bangsa. Ingin jadi apa? Biarlah anak-anak berimajinasi sendiri. Biarlah mereka bermimpi. Sebagai orang tua, marilah kita mendukung dan memfasilitasi. Kita persiapkan mereka sebaik-baiknya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun