Khayalan konyol.
***
"Ting-tong." bel pintu Titik berbunyi. Hari ini ia ulang tahun, yang ke-31. Ia sudah menantikan bel pintu itu. Itu dia, sedikit terlambat, tapi tak apalah... Titik merapikan gaun hitamnya, ia terlihat sangat manis. Dibukanya pintu itu, di depannya telah berdiri seorang laki-laki yang memang dinantikannya. Sepatu cokelat, celana jins, kemeja biru, rambutnya yang cepak, matanya yang cokelat terang berkilat kehijauan. Ia tampan sekali.
"Ini untukmu," dia berkata sambil menyodorkan bingkisan mungil berpita merah. "Wah, terima kasih," Titik menerimanya tersenyum paling menawan.
"Mari berangkat, Tanya dan Petik mungkin telah menunggu kita di kafe."
"Ya... ya, sebentar, aku harus memberi makan kucingku."
Laki-laki itu menatap Titik bingung, "Tik, kamu kenapa? Jangan aneh deh, kamu 'kan tak pernah punya kucing."
"Hah? Oh iya. Tapi kenapa aku merasa... Aneh... Ya sudahlah. Koma, mari kita berangkat." Titik dan Koma bergandengan tangan. Koma berbisik ke telinga Titik, "Tik, aku selalu jatuh cinta padamu."
Sabtu, 26 Oktober 2002
Jam 2 pagi
Kepada malam-malam itu, telah terlalui dengan sepi. Masih menunggu.