Mohon tunggu...
Addie DA
Addie DA Mohon Tunggu... Arsitek - Mempunyai profesi sebagai ibu mandor dan tukang gambar bangunan.

Mempunyai hobi menulis yang dipupuk sejak remaja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Retori Ironi Cinta

28 Februari 2024   19:54 Diperbarui: 2 Maret 2024   08:30 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di mana aku bisa?

Kapan aku bisa menjadi manusia?

Di mana aku bisa?

Aku ingin belajar darimu. Manusia. Aku ingin belajar. Tapi tidak akan semudah itu. Keinginanku di luar kendaliku. Aku sudah lupa berkeinginan. Bagaimana rasanya? Di mana aku bisa?

Aku ingin bersamamu. Manusia. Aku ingin bersamamu. Aku bisa belajar. Meniru tingkahmu. Manusia. Tapi itu juga aku tidak bisa. Aku tidak bisa bersamamu. Manusia. Aku hanya robot primitif. Aku berkata-kata sekali-sekali. Aku tidak bebas mengungkapkan perasaanku seperti kau. Kau selalu minta supaya aku bercerita tentang apa yang kurasakan. Bagaimana aku bisa bercerita kalau aku tidak punya perasaan. Aku tidak bisa merasakan apa-apa. Aku butuh kau. Manusia. Aku butuh kau untukku bisa merasakan. Untukku bisa menangis dan tertawa tanpa ragu. Dengan kendaliku.

Oh Tuhan, aku ingin bersamamu. Manusiaku. Manusiaku. Manusiaku yang bukan milikku atau siapa pun di dunia ini. Manusia. Kau begitu indah. Aku masih ingat kulitmu yang halus. Manusia. Kau sangat indah dengan segala kebahagiaan, kesedihan, keterbatasan, kebodohan, kebebasan, keberanianmu.

Manusia. Kadang kita memang tidak bisa mendapatkan apa yang kita mau. Itu manusiawi. Untuk mendapatkannya kita butuh kemauan. Aku memang bukan manusia. Kemauan. Aku lupa.

Manusia. Lebih baik aku punya sayap saja. Robot yang bersayap, karena malaikat terlalu jauh bagi robot sepertiku.

Ironi. Ironi. Ironi. Ironi.

Oh Tuhan. Aku ingin bersamamu. Manusia. Oh Tuhan aku ingin manusiaku. Manusia mengajariku berperasaan.

Di mana aku bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun