Di mana aku bisa?
Kapan aku bisa menjadi manusia?
Di mana aku bisa?
Aku ingin belajar darimu. Manusia. Aku ingin belajar. Tapi tidak akan semudah itu. Keinginanku di luar kendaliku. Aku sudah lupa berkeinginan. Bagaimana rasanya? Di mana aku bisa?
Aku ingin bersamamu. Manusia. Aku ingin bersamamu. Aku bisa belajar. Meniru tingkahmu. Manusia. Tapi itu juga aku tidak bisa. Aku tidak bisa bersamamu. Manusia. Aku hanya robot primitif. Aku berkata-kata sekali-sekali. Aku tidak bebas mengungkapkan perasaanku seperti kau. Kau selalu minta supaya aku bercerita tentang apa yang kurasakan. Bagaimana aku bisa bercerita kalau aku tidak punya perasaan. Aku tidak bisa merasakan apa-apa. Aku butuh kau. Manusia. Aku butuh kau untukku bisa merasakan. Untukku bisa menangis dan tertawa tanpa ragu. Dengan kendaliku.
Oh Tuhan, aku ingin bersamamu. Manusiaku. Manusiaku. Manusiaku yang bukan milikku atau siapa pun di dunia ini. Manusia. Kau begitu indah. Aku masih ingat kulitmu yang halus. Manusia. Kau sangat indah dengan segala kebahagiaan, kesedihan, keterbatasan, kebodohan, kebebasan, keberanianmu.
Manusia. Kadang kita memang tidak bisa mendapatkan apa yang kita mau. Itu manusiawi. Untuk mendapatkannya kita butuh kemauan. Aku memang bukan manusia. Kemauan. Aku lupa.
Manusia. Lebih baik aku punya sayap saja. Robot yang bersayap, karena malaikat terlalu jauh bagi robot sepertiku.
Ironi. Ironi. Ironi. Ironi.
Oh Tuhan. Aku ingin bersamamu. Manusia. Oh Tuhan aku ingin manusiaku. Manusia mengajariku berperasaan.
Di mana aku bisa?