Mohon tunggu...
Adie S. Nugroho
Adie S. Nugroho Mohon Tunggu... profesional -

Bad Designer..unthinkable crafter..Create Myself. - @NottyAdie

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Candu Cinta ( Chapter 1. Gadis bermata Abu-abu milikku )

10 Desember 2016   00:56 Diperbarui: 18 Desember 2016   03:06 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama itu pula aku hidup tanpa memikirkan pemenuhan sisi manusiaku akan rasa ingin memiliki sosok seorang pasangan. Lawan jenis. Wanita.

Aku juga tidak berusaha memancarkan aura pemikat hati yang dasyat untuk menjebak lawan jenis yang sekiranya mampu ditipu dengan keadaanku.

Diam...tenang...dan semuanya mengalir. Biarkan semua apa adanya.

Setelah gerimis sore ini perlahan namun pasti dan tidak mungkin terhenti, suasana menyihirku untuk memetik bunga-bunga kenangan. Aneh. Semuanya...semua ingatan.

Kuhisap candu cinta dalam-dalam. Tanpa ragu dan malu. Dan berulang. Semua datang dan pergi silih berganti. Semua cerita kadang berkumpul menjadi satu diatas ubun. Semua wajah terbayang di saat itu juga. Di masanya. Kadang hanya satu wajah yang terlintas. Atau mungkin dua untuk jaga-jaga.

Dan mungkin gerimis sore ini juga membuatku menjadi seorang brengsek yang rapuh, sensitif dan cukup melankolis. Campuran antara rasa lemah tak berdaya, patah hati, kecewa, sedih, rindu, dan sekali lagi...cinta.

Jarak benua membuatku dan Mikaela menjadi bimbang akan ini semua. Akan kami. Akan satu sama lain. Mungkin dia lelah. Aku lelah. Kami sama-sama lelah akan jarak dan waktu. Obrolan surat elektronik langsung membuatku merasakan runtuh sendi-sendi tulang. Ya...kultur dan semua hal yang berbeda pernah membuat kami sama-sama di mabukan candu cinta itu. Kuambil untuk entah keberapa kali kesempatan untuk merasa kecewa hanya untuk bersamanya. Dan aku yakin Mikaela merasa begitu juga.

Kami sudah sama-sama matang. Hanya rumah kami saja yang berjauhan...diujung seberang. negara antah berantah yang aku sendiri lupa letaknya di dalam peta. Aku juga tidak bisa begitu saja meninggalkan ibu sendirian di rumah, dia tahu itu. Dan mungkin juga dia sudah memikirkan semuanya. Tentang aku. Tentang kami. Tentang masa depan.

Pertemuan perjalanan bersama secara tak sengaja yang berbuah candu cinta di Karimunjawa tak serta merta membuatnya meninggalkan keluarga hanya untuk hidup sederhana denganku disini. Tidak. temanku sempat bilang..."ah...itu hanya efek pantai saja...ya...seperti mirip efek musim panas gitu deh" terdengar pesimis, nyinyir, pahit dan menyakitkan untuk cerita cinta yang aku punya. tapi itu mungkin realita. aku tidak tahu pasti....

Aku juga tidak ingin dia merana sedih hidup denganku. Kubelajar lagi rasa melepaskan. Dan Ku ulangi lagi bagaimana cara cepat untuk menyadari bangun dari kekecewaan. Dan yang kupegang hanya mimpi dan sekuat tenaga untuk tetap berjalan. Semua akhir cerita candu cintaku selalu berakhir dramatis. Terlalu banyak yang datang dan pergi membuat diriku sendiri tidak yakin akan kebaikan candu cinta. Mungkin Tuhan memberikanku cobaan dipertemukan dengan banyak pribadi. Dan itu membuatku takut untuk memulai. Aku selalu menunggu. Bukan pencari. Kalaupun itu semua kehendak Tuhan maka terjadilah.

Kenanganku tentang Mikaela tiba-tiba kembali mengisi, setiap sore di akhir pekan aku selalu menjemputnya di stasiun Lempuyangan. Pramex solo-jogja selalu jadi kereta yang kutunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun