Mohon tunggu...
Suardi Manyipi
Suardi Manyipi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Protektif. Kadang kadang tak rasional

Journalist Membaca dan menulis adalah dua hal yang harus selalu beriringan dan kini lagi semangat2nya belajar SEO di www.masmedia.xyz

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beruntung Ada Sumur Tua di Parepare yang Tak Pernah Kering

16 Juli 2019   10:14 Diperbarui: 17 Juli 2019   22:48 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita resah juga sebenarnya. Karena, air di sumur tua itu debitnya sudah mulai berkurang. Apalagi ini musim kemarau ini," keluhnya.

Sedikit beruntung tetangga Erna. Bisa membeli air PDAM. Tak perlu menjunjung. Tinggal menelopon. Cukup bilang, saya mau beli air.

"Saya satu tangki setiap bulannya. Harganya Rp75 ribu. Yah, kalau tak salah isi tangkinya 5.000 liter. Kalau mau pergi menjunjung juga, sudah pasti saya tak bisa," aku Waji.

Bagi Waji, tak apa menguras uang sebanyak itu setiap bulannya. Sebab, tak ada yang bisa diharap lagi. Memang ada pipa PDAM terpasang di rumahnya. Tetapi, sudah sebulan ini tak lagi mengalir.

"Suami saya sudah lapor sih pak ke PDAM. Tetapi, tak tahu ini belum ada kabar. Jadi, mau diapa lagi," keluhnya.

Direktur PDAM Parepare, Lukman Hakim mengakui, di Kampung Bilalangnge ini warga masih kesulitan akan air bersih. Sebab, air PDAM sulit mengalir karena faktor geografis.

Perkampungannya berada di atas gunung. Olehnya itu, kedepan ia berjanji, akan dilakukan pemasangan jaringan pipa lagi agar warga bisa semakin terbantu.  Tak sulit air lagi.

"Untuk di daerah ini (Bilalangnge) warga masih harus menggunakan sumur. Dikelola Kelompok Swadaya masyarakat (KSM) setempat," bebernya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun