"Keuntungan kedua," aku melanjutkan,Â
"Kamu bisa fokus membangun masa depanmu. Pekerjaan, hobi, atau bahkan merancang mimpi-mimpi besar... Semua itu bisa kamu kejar tanpa harus membagi perhatianmu ke banyak arah."
"Jadi seperti egois?" tanyanya, bingung.
"Bukan egois," jawabku sambil tersenyum,Â
"Tapi mencintai dirimu sendiri dulu. Bagaimana kamu bisa mencintai orang lain kalau dirimu belum bahagia?"
Ia mengangguk pelan, seolah mulai memahami.
"Dan yang ketiga," aku melanjutkan,Â
"Kamu punya kebebasan untuk berteman dengan siapa saja, kapan saja. Nggak ada lagi sesi investigasi macam polisi soal siapa yang suka nge-like postingan kamu."
"Kamu tidak terikat dengan kecemburuan atau batasan-batasan yang sering muncul dalam hubungan. Ini waktumu untuk memperluas lingkaran pertemanan, menemukan inspirasi, dan belajar dari orang-orang baru."
Sahabatku tersenyum lemah, tapi kali ini ada secercah ketenangan di wajahnya.
"Jadi," ujarku menutup percakapan,Â