Tudingan inilah yang menyebabkan partai-partai sekuler Malaysia mulai enggan melanjutkan koalisi dengan PAS. Mereka khawatir akan membahayakan posisi sosialnya dan lebih memilih mengakhiri kontrak politik.
Apalagi, dalam tiga tahun belakangan, banyak tokoh politik di Malaysia memperingatkan tentang kecenderungan negara itu ke arah arabisasi. Aktivis sosial yang juga putri Mahathir, Marina, sudah menyatakan kekhawatiran tentang adanya kolonialisasi Arab di Malaysia dengan makin meningkatnya paham radikal di negara itu.
Dengan tekanan sosial yang kian menghebat itulah, PAS ditengarai memilih meninggalkan posisi sebagai lawan pemerintah. Jika terus memaksakan diri, dengan dukungan rakyat Malaysia atas perang pemerintah melawan gerakan pengacau keamanan berkedok agama, akan menjadi bumerang bagi PAS di pemilu 2018 nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H