Mohon tunggu...
Adam Sufi Ibrahim
Adam Sufi Ibrahim Mohon Tunggu... Editor - Siswa

Instagram : @adamsufii

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penyesalanku atas Masa di SMA - Sebuah Catatan Kelulusan

20 Juli 2022   19:50 Diperbarui: 20 Juli 2022   20:03 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku dan Teman Sebangku di SMA. Dokpri

Ada dilema besar yang dirasakan oleh siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) pada umumnya. Antara mau belajar dengan totalitas guna memuaskan ambisi menjadi seorang pelajar yang pintar atau mengikuti arus pergaulan untuk memanjakan kebutuhan sebagai seorang remaja yang haus akan jati diri & Pengakuan. 

Sebenarnya masing-masing pilihan ini tidak ada yang salah. Ada kebaikan maupun risiko yang diperoleh jika kita condong terhadap salah-satu kutub. Lantas manakah yang harus kita pilih? Kalau saya sih pilih dua-duanya!. 

Ya kita harus bisa menyeimbangkan antara kebutuhan kita sebagai seorang murid maupun sebagai remaja dengan segala gejolak hormonnya. Toh Membaca buku di kamar bukan berarti tidak kontak terhadap manusia di lapangan kan?

Di awal pertamaku masuk SMA yakni Tahun 2019, saya sempat menangis karena mendapatkan sekolah yang tidak favorit (Katanya). ditambah dengan drama percintaan monyet yang tak baik untuk dipertahankan. Membuat hari-hari awal masuk SMA menjadi sangat menyedihkan nan suram. 

Tetapi semenjak itu saya mulai berbenah diri. aku memanfaatkan masa-masa di sekolah ini untuk mengasah kepribadian agar menjadi orang yang kuat secara mental dan berguna bagi sistem di alam semesta. 

Kala itu saya mengikuti seleksi pengurus osis dan diterima! Lalu juga ikut Ekskul "English klub" sebelum kemudian berpindah ke Ekskul Sinematografi. Oh ya waktu itu aku juga terpilih sebagai ketua kelas karena dekat dengan ketua osis yang sangat keren waktu itu (kata para pemilihnya) hehehe...

Hari-haripun berlalu seperti biasa dengan penuh tantangan dan cerita yang seru. Tiba-tiba ada kejadian luar biasa yang  di luar dugaan siapa pun. Ya, Pandemi Covid-19 itu telah mengacaukan sistem pembelajaran di seluruh dunia termasuk di sekolahku. 

Mau tidak mau aku harus menyesuaikan diri kembali agar tetap berdiri stabil dalam mengejar cita-cita masa depan lewat sekolah ini (eh google clasroom maskudnya hehe.. ) . walau tetap saja banyak kerugian yang tak terelakkan dari kejadian ini. 

Syukur-syukur jika kita tidak kehilangan nyawa orang, Palingan kita kehilangan kontaknya! Tetapi itu merupakan hal yang ada di luar kendali diri kita dan tak patut untuk di sesalkan terus-menerus. 

Nah kalau hal-hal yang sebenarnya bisa kita kendalikan tetapi tidak kita lakukan maka pantas untuk disesalkan sebentar agar menjadi pelajaran pada masa depan. berikut adalah rangkuman Kesalahan selama duduk di SMA yang harus dievaluasi :

1. Perfeksionis "Gue harus yang jadi paling hebat"

Contoh kasusnya waktu itu kan ada yang menantang "adu ngedit" maksudnya siapa yang paling bagus dalam mengedit suatu video maka dialah yang jadi pemenangnya. aku menerima tantangan itu dan memang aku pemenangnya. tetapi kalau sekarang dipikir-pikir ngapain pula yang seperti itu diladeni? 

mengapa saya harus banget untuk diakui? Dan ngapain susah-susah membuktikan kepada khalayak bahwa "aku ini hebat lho"?. Dan ini terjadi di banyak bidang. dahulu mentalku yang harus selalu ada di atas dan tidak bisa disaingi adalah salah satu hal jelek yang justru membuat beban berat pada pikiran.

2. Mau-maunya berantem dengan orang "Sakit"

Para manusia yang ada di sekolah itu kan sifatnya heterogen. Bisa berasal dari mana saja dan diam-diam bisa menyimpan penyakit hati (ya mana kita tahu kan) dalam wujud iri, dengki dan kebencian. seharusnya kita tidak memusingkan tanggapan dari orang-orang yang tidak menyukai kita. 

Karena mau kita sesempurna apa pun selalu salah di mata pikiran mereka. Dan kita tidak perlu capek-capek membuktikan ini itu kepada mereka yang dari awal memang gak suka. tetapi ingat! Kita harus tetap terbuka pada kritik yang membangun agar diri kita berkembang. Tetaplah menjadi diri sendiri dengan versi terbaik

3. Tidak melakukan apa yang sebenarnya kita mau & melewatkan berbagai kesempatan

untungnya ini segera ku sadari sebelum terlembat. sebenarnya saat saya masuk ekskul "English klub" itu tidak berdasar pada kemauanku sendiri melainkan orang tua. Padahal passionku ada di dunia perfilman. Akhirnya aku memutuskan untuk bergabung dengan ekskul sinematografi pada semester berikutnya. 

Tentu dengan risiko yang sudah siap ku hadapi. Nah yang lebih parah lagi ada temanku yang tidak jadi ikut pengurus osis karena takut dicap sebagai "babu sekolah". Loh kan pendapat orang lain itu untuk didengarkan bukan dibenarkan!

4. Kalau lagi belajar ya belajar & kalau lagi santai ya santai saja

Waktu sekolah aku kurang memanfaatkan momen sesuai fungsinya. Misalnya aku tidak bertanya sebanyak yang diperlukan saat guru sedang mengajar. sedang di sisi lain malah musingin tugas ketika sedang bermain bersama teman-teman. 

Seharusnya kita lebih menempatkan masalah pada tempatnya. karena setiap waktu adalah harta yang berharga jika dioptimalkan.

Demikian segores catatan tentang penyesalanku atas waktu duduk di bangku SMA. Di luar hal itu tentu saja banyak hal yang sangat ku syukuri. Penyesalan ini bukan untuk diratapi (Karena gak ada gunanya sumpah!) melainkan untuk dijadikan pelajaran agar pada masa depan saya dan kalian menjadi pribadi yang lebih baik. 

Alhamdulillah jika ini berguna juga bagi pembaca. Kalau perjalanan di depan masih panjang ataupun kita meninggal dunia besok hari, maka tidak ada kesalahan yang tidak pantas untuk dimaafkan. 

Mari bersama-sama hidup pada masa sekarang dan stop mengatakan "Andai saja dahulu ku begini dan begitu". 

Saya Adam Sufi Ibrahim  Sampai jumpa!

Bersama  Siti Aisyah Mardhiya Amilia, seorang penyanyi & penulis yang satu sekolah denganku. Dokpri
Bersama  Siti Aisyah Mardhiya Amilia, seorang penyanyi & penulis yang satu sekolah denganku. Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun