1. Perfeksionis "Gue harus yang jadi paling hebat"
Contoh kasusnya waktu itu kan ada yang menantang "adu ngedit" maksudnya siapa yang paling bagus dalam mengedit suatu video maka dialah yang jadi pemenangnya. aku menerima tantangan itu dan memang aku pemenangnya. tetapi kalau sekarang dipikir-pikir ngapain pula yang seperti itu diladeni?Â
mengapa saya harus banget untuk diakui? Dan ngapain susah-susah membuktikan kepada khalayak bahwa "aku ini hebat lho"?. Dan ini terjadi di banyak bidang. dahulu mentalku yang harus selalu ada di atas dan tidak bisa disaingi adalah salah satu hal jelek yang justru membuat beban berat pada pikiran.
2. Mau-maunya berantem dengan orang "Sakit"
Para manusia yang ada di sekolah itu kan sifatnya heterogen. Bisa berasal dari mana saja dan diam-diam bisa menyimpan penyakit hati (ya mana kita tahu kan) dalam wujud iri, dengki dan kebencian. seharusnya kita tidak memusingkan tanggapan dari orang-orang yang tidak menyukai kita.Â
Karena mau kita sesempurna apa pun selalu salah di mata pikiran mereka. Dan kita tidak perlu capek-capek membuktikan ini itu kepada mereka yang dari awal memang gak suka. tetapi ingat! Kita harus tetap terbuka pada kritik yang membangun agar diri kita berkembang. Tetaplah menjadi diri sendiri dengan versi terbaik
3. Tidak melakukan apa yang sebenarnya kita mau & melewatkan berbagai kesempatan
untungnya ini segera ku sadari sebelum terlembat. sebenarnya saat saya masuk ekskul "English klub" itu tidak berdasar pada kemauanku sendiri melainkan orang tua. Padahal passionku ada di dunia perfilman. Akhirnya aku memutuskan untuk bergabung dengan ekskul sinematografi pada semester berikutnya.Â
Tentu dengan risiko yang sudah siap ku hadapi. Nah yang lebih parah lagi ada temanku yang tidak jadi ikut pengurus osis karena takut dicap sebagai "babu sekolah". Loh kan pendapat orang lain itu untuk didengarkan bukan dibenarkan!
4. Kalau lagi belajar ya belajar & kalau lagi santai ya santai saja
Waktu sekolah aku kurang memanfaatkan momen sesuai fungsinya. Misalnya aku tidak bertanya sebanyak yang diperlukan saat guru sedang mengajar. sedang di sisi lain malah musingin tugas ketika sedang bermain bersama teman-teman.Â