Mohon tunggu...
Muhammad Sadam
Muhammad Sadam Mohon Tunggu... Konsultan -

I love competitions—the ones that are open, free, and fair for everyone, and I mean, EVERY ONE | Racists, Sexists & Homophobes... STAY AWAY from my page!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Asniwun Nopa dan Para Pejuang Pendidikan dari Timur

1 Mei 2017   12:54 Diperbarui: 1 Mei 2017   12:54 2005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para relawan GKM bersama anak-anak didik mereka di salah satu sekolah binaan (foto: Dokumentasi GKM

Para relawan GKM berjalan kaki menuju lokasi daerah binaan mereka (foto: Dokumentasi GKM)
Para relawan GKM berjalan kaki menuju lokasi daerah binaan mereka (foto: Dokumentasi GKM)
Kesulitan akses ke lokasi pengajaran, diakui Asni menjadi salah satu tantangan terberat di masa-masa awal kegiatan GKM. Lokasi desa binaan mereka itu berjarak lebih dari dua kilometer dari jalan utama yang dilalui kendaraan umum. Bahkan kini ada salah satu lokasi sekolah binaan mereka yang berjarak hingga enam kilometer dari jalan utama.

Keterbatasan dana, dan tidak seimbangnya jumlah volunteer dan alat transportasi GKM, membuat Asni dan para relawan lainnya terkadang harus berjalan kaki untuk bertemu dengan anak didik mereka. Dan Ketika hujan, jalan yang mereka lewati menjadi becek dan semakin susah untuk ditempuh. Bahkan hingga kini GKM belum mampu menyediakan mobil operasional yang sangat dibutuhkan untuk membantu mobilitas para relawan.

Akan tetapi semua itu tidak membuat Asni dan para relawan GKM menjadi patah semangat. Justru mereka menjadikan keterbatasan itu sebagai tantangan yang harus bisa mereka lewati. Dan hasilnya sampai hari ini, kawasan Puulonggida itu masih menjadi salah satu daerah binaan utama GKM.

Volunteers Gerakan Kendari Mengajar (foto: Dokumentasi GKM)
Volunteers Gerakan Kendari Mengajar (foto: Dokumentasi GKM)
Pejuang Pendidikan yang Tak Kenal Lelah

Berangkat dari kesuksesan di Puulonggida, kini Asni bersama GKM sudah berhasil merintis empat daerah binaan utama di wilayah pinggiran Kota Kendari. Daerah-daerah binaan baru GKM kini meliputi Kampung Pemulung di kawasan Lepo-Lepo, Kampung Pemulung kawasan Kantor BPK, serta di kawasan SDN 20 Baruga dan SDN 19 Mandonga.

Kegiatan yang mereka lakukan pun kini tidak terbatas pada aktivitas pengajaran rutin, tetapi juga berbagai kegiatan sosial di bidang pendidikan yang bersifat tahunan, mulai dari distribusi buku, pendirian rumah baca, hingga penyediaan seragam sekolah. Kini kegiatan-kegiatan seasonal itu juga tidak hanya dilakukan di wilayah Kota Kendari, tetapi telah merambah ke berbagai kabupaten lain di Sulawesi Tenggara.

Asniwun sendiri kini lebih banyak menghabiskan waktunya di Unaaha, kota lain di di Sultra, sebagai pelayan masyarakat di sebuah instansi hukum pemerintah. Akan tetapi perempuan berusia 27 tahun ini masih tetap memilih aktif sampai sekarang sebagai koordinator GKM. Bagi Asni, kesibukan profesionalnya sehari-hari sama sekali tidak akan mengganggu keinginannya untuk mengabdi pada kemanusiaan.

Asni menerima Penghargaan Pemuda Indonesia 2015 dari Kemenpora RI (foto: Dokumentasi GKM)
Asni menerima Penghargaan Pemuda Indonesia 2015 dari Kemenpora RI (foto: Dokumentasi GKM)
“Saya orang yang berprinsip bahwa, sebaik-baik manusia, adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Dan menjadi koordinator GKM adalah salah satu cara saya untuk bisa bermanfaat bagi sesama.” Kata Asni.

Semangat kemanusiaan yang sama pun ditunjukkan oleh rekan-rekan Asni di GKM (lihat profil mereka disini). Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa dan profesional muda dengan segudang kesibukan masing-masing setiap harinya. Akan tetapi komitmen mereka untuk memperbaiki dunia pendidikan di Indonesia, menjadi penyemangat dalam mengatasi rasa lelah dan kejenuhan yang terkadang datang menghampiri.

Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik

Apa yang dilakukan oleh Asniwun Nopa dan Gerakan Kendari Mengajar adalah salah satu langkah nyata untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Dan itu sangatlah penting sebab pendidikan adalah kunci keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Investasi di bidang pendidikan dan penelitian adalah jalan utama menuju sebuah kemandirian ekonomi dan kemajuan peradaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun