***
 Lebih dari separuh motor yang mengelilingiku di parkiran adalah skuter matik. Merk terbanyak adalah Honda, kemudian disusul Yamaha. Aku jadi sedikit minder dengan tungganganku, yang kalah gengsi dari motor-motor yang parkir di sini. Tungganganku adalah sebuah motor matik produksi Suzuki. Entah ada apa dengan motor Suzuki di negeri ini sekarang. Aku tak tahu pasti, mungkin ada masalah di bagian marketing. Kalau untuk mobil, merk Suzuki masih banyak peminatnya. Tapi kalau untuk motor, Suzuki sudah tertinggal oleh Honda maupun Yamaha.
 Aku mencoba mengingat lagi kejadian dua bulan lalu, ketika Aku memutuskan membeli motor ini, Suzuki Address LG warna putih. Apa karena promo DP murahnya, yang hanya 600 ribu? Apa karena spesifikasi dan fiturnya yang berlebih, dibanding motor lain yang sekelas? Apa karena desainnya yang terkesan elegan? Ya semua itu benar. Tapi entah kenapa ketika kukendarai di jalanan motor ini kadang membuatku minder? Jangan-jangan hanya perasaanku saja...
 "Mas! Bantuin dong?"
 Lagi-lagi Aku disangka petugas parkir. Bukan salah mereka sebenarnya, penampilanku memang seperti petugas parkir yang mengenakan rompi. Namun kali ini Aku makin jengkel karena nada suara wanita ini seperti menyalakku.
 "Motornya yang ini? Jawabku agak ketus.
 "Iya, belum pernah liat cewe bawa Satria ya?"
 Aku hanya diam dan segera membantunya. Dalam hati Aku sedikit kagum padanya. Seorang perempuan yang bisa mengendarai motor yang sejatinya untuk lelaki adalah perempuan luar biasa, menurutku.
 "Ga perlu mbak, saya bukan tukang parkir" kataku waktu dia memeriksa isi dompetnya. Dia tertegun dan wajahnya nampak berubah.
 "Sori ya mas... Aku ga tahu" kata perempuan itu. Kali ini dengan nada yang lebih bersahabat.
 "Ga masalah mbak. Lain kali jangan galak kayak tadi ya, mentang-mentang motornya galak" kataku sambil tersenyum.