"Kopi hitam bang, satu!" sorakku pada seorang pelayan.
 "Mas... Adi Pratama, kenapa sih jadi tukang ojek?" katanya tersenyum dan sejenak menatapku. Dia pasti tahu namaku dari kartu nama tadi.
 "Oh ya, namaku Ira Kusuma" katanya sambil mengulurkan tangan. Kami bersalaman, akhirnya Aku tahu nama perempuan ini.
 Aku menyeruput kopi yang baru dihidangkan sambil tersenyum dan berpikir. Apa yang harus kukatakan pada wartawan ini? Kenapa Aku jadi tukang ojek? Aku bertanya-tanya dalam hati.
 "Mbak sendiri kenapa jadi wartawan?"
 "Yee, ditanya malah balik nanya..."
 Kami sejenak terdiam, mungkin bingung mau mengatakan apa. Aku menyeruput lagi kopiku. Ira pun menghisap jusnya dengan sedotan, jempol tangannya sejenak berhenti mengetik.
 "Mungkin karena jalan hidup, makanya Aku jadi tukang ojek" Aku membuka percakapan.
 "Udah berapa lama ngojek mas?" tanya Ira yang kembali sibuk mengetik BB-nya.
 "Udah setahun lebih"
 "Kok ga gabung sama ojek online mas?"