- **Keseimbangan Antara Efisiensi dan Etika:** Menyeimbangkan hasil operasional dengan komitmen etis.
- **Fokus pada Keberlanjutan Jangka Panjang:** Prioritas pada keberlangsungan organisasi melewati generasi-generasi.
Namun, beberapa tantangan harus diatasi dalam mengadaptasi gaya kepemimpinan Aristotelian di era modern, seperti kompleksitas organisasi global, kecepatan perubahan teknologi, dan diversita[1].
Kesimpulan
Gaya kepemimpinan Aristoteles menawarkan framework holistik untuk memahami bagaimana seorang pemimpin dapat menggabungkan aspek-etika, praktik, dan kebijaksanaan dalam menjalankan kepemimpinannya. Konsep "golden mean," kebajikan, dan phronesis tetap relevan dalam konteks modern, memberikan perspektif alternatif di tengah teori-teori kepemimpinan kontemporer yang cenderung fokus pada hasil semata. Oleh karena itu, studi lebih lanjut tentang gaya kepemimpinan Aristotelian sangat penting untuk mengembangkan teori dan praktik kepemimpinan kontemporer yang lebih berkelanjutan dan etis.
____________
**Penutup Makalah: Implikasi dan Relevansi Gaya Kepemimpinan Aristotelian dalam Konteks Modern**
Dalam makalah ini, telah dibahas secara mendalam tentang gaya kepemimpinan Aristotelian, mulai dari fondasi filosofis hingga aplikasi praktis dalam konteks modern. Aristotle's approach to leadership is not merely a theoretical construct but a practical guide for effective governance that has stood the test of time. This chapter will summarize key points discussed and highlight their implications for contemporary organizational management.
Summarizing Key Points
1. **Fondasi Filosofis Kepemimpinan Aristotelian**
  - Manusia ditafsirkan sebagai "zoon politikon," makhluk yang hidup dalam komunitas dan memiliki potensi untuk mencapai eudaimonia (keseluruhan dan keserasian hidup)[1].