B. Konsep Kebajikan dalam Kepemimpinan
1. Karakter Pemimpin yang Berbudi Luhur
Dalam pemikiran Aristotle, seorang pemimpin harus memiliki karakter yang berbudi luhur (virtuous character). Kebajikan bukan sekadar kualitas moral abstrak, melainkan disposisi praktis yang terbentuk melalui kebiasaan dan praktik konsisten. Pemimpin yang berbudi luhur memiliki beberapa karakteristik esensial:
a) Keberanian (Andreia)
Keberanian dalam konteks kepemimpinan Aristotelian bukan hanya tentang menghadapi bahaya fisik, tetapi juga keberanian moral untuk mengambil keputusan sulit dan mempertahankan prinsip di tengah tekanan.
b) Kebijaksanaan (Sophia)
Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip universal dan mengaplikasikannya dalam situasi konkret.
c) Keadilan (Dikaiosyne)
Komitmen untuk memberikan apa yang seharusnya kepada setiap orang sesuai dengan proporsi dan kebajikannya.
2. Pengembangan Karakter Kepemimpinan
Aristotle menekankan bahwa karakter kepemimpinan tidak lahir secara instan, melainkan harus dikembangkan melalui proses panjang yang melibatkan: