Mohon tunggu...
Politik

Waspada Bahaya Budaya KKN Diorganisasi Pramuka

23 Desember 2016   15:05 Diperbarui: 23 Desember 2016   15:12 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

2. Kegiatan Fiktif dan atau Asal Kegiatan

Nah sejak diSahkannya UU Pramuka dan diwajibkannya dukungan instansi untuk Pramuka barulah muncul kasus-kasus seperti ini.

Kegiatan Fiktif jelas ya tak perlu saya jelaskan secara rinci mudahnya kegiatan ini ada laporannya tapi gak ada kegiatannya, ada juga yang saya sebut Asal kegiatan bukan kegiatan yang berasal namun kegiatan yang kesannya Asal-asalan. Juga tak jarang keduanya melebur jadi satu.

Saya sempat mengikuti kegiatan Pramuka yang bekerjasama dengan instansi Pemerintah umumnya di akhir tahun seperti ini pasti semakin banyak kegiatan Pramuka yang terkesan dipaksakan agar anggaran yang berasal dari perintah habis dengan alasan penyerapan anggaran. Nah kegiatan yang saya ikuti itu kegiatan Pramuka tanpa logo Pramuka, baju kegiatan ada 4 judul acara, dan di akhir acara kita diharuskan tanda tangan di kertas yang kolomnya berisi nama kita dua kolom kosong yang entah untuk apa juga kolom tanda tangan dan anehnya semua itu ada empar rangkat tanpa judul disetiap kertasnya.

Peserta didik usia SMA mungkin gak akan ngeh maksudnya apa seperti itu namun saya yang pada saat itu agak lebih dewasa ketimbang peserta lainnya merasa janggal dan akhirnya melakukan protes kepada pengurus pramuka yang saat itu jadi panitianya "kalian ini pengurus Pramuka atau 'Elly Sugigi' (koordinator penonton di acara dhasyat RCTI) kita tuh udah kaya Alay yang dikumpulin buat acara orang mengapa saya bilang acara orang? Kamu liat sendiri tidak ada satupun atribut Pramuka diacara ini. Kenapa harus kita (pramuka) yang jadi peserta? Karna Pramuka bisa dibayar murah dengan nasi bungkus saja? Karna pramuka punya minat belajar yang tinggi hingga kalian manfaatkan? Berapa yang kalian dapatkan? Buka semuanya..!!!" Kurang lebih seperti itulah omelan saya terhadap pantianya yang hingga acara berakhir tak menemukan jawaban.

3. Bagi-bagi Kursi

Ini ngeri nih, tradisi yang menakutkan jika kita biarkan.

Saya sempat mengikuti beberapa seleksi pengurus baik dilevel Kota hingga Provinsi dan selalu GAGAL padahal saya bukanlah peserta paling bodoh diantara peserta seleksi lainnya tak jarang sayapun selalu duduk diposisi 3 besar ketika ada Pelatihan Pramuka yang pakai Post test. Yah mungkin karna kebiasaan saya yang terlalu bising suaranya ketika melihat sesuatu yang tak seharusnya terjadi didepan mata saya sendiri terjadi begitu saja, namun beberapa waktu lalu akhirnya terbuka satu persatu mengapa ini terjadi ternyata Peserta seleksi lolos kadang sudah ada sebelum selsksi itu dilakukan sisanya paling memenuhi kuota saja. Cerita ini saya dengar langsung dari orang dalam, loh lalu untuk apa ada seleksi jika sudah ada nama yang dipilih? Sama saja mencederai prosesnya dong?

Nyatanya tak cuma ketika proses seleksi pengurus dalam beberapa kegiatan yang Gratis diberikan Pemerintahpun tak jarang dicederai oleh pembagian jatah kursi itu sehingga wilayah diakar rumput jarang sekali bisa menikmati kegiatan yang bagus yang disediakan pemerintah untuk Pramuka. Jatahnya sudah dibegal oleh begal Pramuka, adapun kita bisa ikut kegiatan ya kegiatan akbar yang berbayar makanya kenapa Pramuka dianggap mahal karna adanya praktek-praktek seperti itu yang menjamur bahkan tak jarang semua kegiatan diikutinoleh dia lagi dia lagi sehingga tidak meratanya kesempatan yang bisa diraih oleh Pramuka yang bisa jadi Jauh lebih berkompeten dan memiliki semangat belajar yang lebih tinggi ketimbang yang biasa ikut.

Wah sepertinya sudah terlalu panjang tulisannya. Contoh lainnya akan saya lanjutkan jika tulisan ini dinikmati dan ditunggu lanjutannya 😂 namun jika tidak ya tidak akan saya lanjutkan.

Sekali lagi saya Tegaskan tulisan ini HANYA edukasi. Karna masih banyak Pramuka yang bergerak menggunakan menggunakan Hati nuraninya ketimbang para oknum begal Pramuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun