Mohon tunggu...
Catatan Dr. Adam
Catatan Dr. Adam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pusat Penelitian Oseanografi LIPI

Peneliti Muda LIPI dan Tenaga Pengajar FST Universitas Ibrahimy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gagas Kandang Sehat untuk Kurangi Limbah Kotoran Sapi di Sanan Binaan LPPM UB

26 Oktober 2018   05:35 Diperbarui: 26 Oktober 2018   06:33 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurangnya perhatian terhadap kondisi kandang sapi di peternakan sapi tengah kota dan daerah industri rumahan yaitu di Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kota Malang menjadi salah satu lanjutan dari program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh LPPM UB.

Dalam hal ini, LPPM UB menugaskan ahli di bidang peternakan langsung yaitu Prof.Dr.Ir. KUSMARTONO, M.S. didampingi oleh Prof. Dr. Ir. WORO BUSONO, MS. dan beberapa tim lainnya meninjau langsung kondisi lapang.

Setelah sebelumnya LPPM UB melakukan pembangunan digester biogas di lokasi yang sama dengan pembangunan kandang sehat. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi limbah kotoran sapi yang dibuang langsung ke aliran sungai. Kegiatan pengabdian tersebut dilakukan secara bertahap untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mengelola kualitas lingkungan.

Ditemani ketua RW 15 Pak Ipung dan Mas Adam dari tim lingkungan serta Bu Dr. Atiek Iriany mencoba melakukan upaya dalam penyelamatan lingkungan sanan supaya tidak ikut mencemari aliran sungai.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Pemantauan langsung dengan pengukuran luas area yang akan dibangun kandang sehat diharapkan akan mampu menjadi suatu contoh kecil dan nyata dari akademisi Universitas Brawijaya dalam hal ini LPPM UB dalam menyadarkan pentingnya menjaga kelestarian alam.

"Pembangunan kandang sehat ini akan segera dilakukan karena kondisi lingkungan yang sudah mengkawatirkan dan banyaknya kandang sapi yang berada di sepadan sungai", himbau Prof Kusmartono. "Kami sudah mengukur luasan dan menggambarkan bentuk kandang sehat yang akan dibangun dimana kotoran sapinya nanti tidak langsung dibuang ke lingkungan, tetapi masuk dalam digester biogas yang sudah terbangun sebelumnya sebanyak 2 unit, sehingga akan mengurangi limbah kotoran sapi karena sudah termanfaatkan untuk biogas dan pupuk organik", lanjutnya.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Kondisi eksisting kandang yang tidak teratur dan kurang layak menjadi alasan utama untuk dilakukan kandang percontohan yang memenuhi kriteia dan mampu menjadi pemberi semangat bagi warga RW 15 dalam mengelola lingkungan yang tetap bersih dan terjaga kelestariannya.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
"Bentuk kandang sehat yang akan dibangun tidak terlalu berbeda jauh dengan kandang yang dimiliki warga saat ini, karena kami akan menyesuaikan terlebih dahulu untuk menumbuhkan kesadaran", himbau Prof Woro.

Model pemberdayaannya adalah pendampingan warga untuk mencoba melakukan perubahan secara perlahan, karena yang kami harapkan adalah kesadaran dan selanjutnya warga dengan sendiri merubah bentuk kandang sapi yang dimiliki.

Kegiatan pendampingan dan pemberdayaan yang dilakukan bukan kegiatan secara namun kegiatan yang berkesinambungan dan seterusnya sampai masyarakat sudah berhasil menciptkan sendiri kandang sehat yang ramah lingkungan.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Pemanfaatan digester biogas sudah tersalurkan ke beberapa rumah warga disekitar lokasi pembangunan, selanjutnya pengaturan kondisi kandang yang akan dibangun dalam bentuk kandang sehat sehingga warga sekitar merasa nyaman dengan keberadaan kandang sapi di tengah pemukiman perkotaan.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
"Kami sangat senang sudah mendapatkan perhatian dari LPPM UB, karena sejak dilakukan program pemberdayaan masyarakat di Sanan kami merasa terbantukan terutama dalam hal memikirkan dan mengatasi masalah lingkungan, mulai dari penataan lingkungan rumah warga sampai dengan lingkungan kandang sapi. Harapan kami kedepannya adalah UB akan terus menjadi mitra kami dalam menata lingkungan warga dalam bentuk aapun itu karena di UB banyak ahli yang harus terjun langsung ke masyarakat", jawab Pak Ipung sebagai Ketua RW 15 di sela-sela diskusi kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun