Mohon tunggu...
Adam Rifa'i
Adam Rifa'i Mohon Tunggu... -

" Ilmu adalah buruan, sedangkan tulisan adalah pengikat. Maka ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Adalah sebuah kebodohan jika engkau berburu kijang. Lalu kau biarkan dia lepas pergi dengan hewan lainnya" (Imam Asy Syafi’i )

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Misteri Roseto

6 Februari 2019   13:10 Diperbarui: 8 Februari 2019   00:00 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awalnya mereka menamai kota mereka New Italy. Tetapi, mereka kemudian mengubahnya menjadi Roseto, yang sepertinya pantas, mengingat kebanyakan dari mereka berasal dari desa yang sama di Italia. 

Pada 1896, seorang pendeta muda yang berpikiran maju bernama Pastor Pasquale de Nisco menjadi pemimpin gereja Our Lady of Mount Carmel. De Nisco mendirikan perkumpulan spiritual dan mengadakan berbagai festival. 

Dia mendorong orang-orang kota untuk menyisihkan sebagian tanahnya untuk menanam bawang, buncis, kentang, melon, dan pohon buah lainnya di halaman belakang rumahnya masing-masing. 

Dia membagikan benih dan ubi-ubian. Kota itu menjadi hidup, Penduduk Roseto mulai memelihara babi di halaman belakang dan pohon anggur sebagai bahan baku anggur buatan sendiri. Sekolah, taman, biara, dan pemakaman dibangun di kota itu. Sejumlah toko kecil, toko roti, restoran, dan bar dibuka di sepajang Garibaldi Avenue. 

Lebih dari selusin pabrik pakaian didirikan untuk mendukung industri pakaian di kota itu. Kota tetangga mereka, Bangor, kebanyakan dihuni oleh orang berdarah Wales dan Inggris, dan kota berikutnya dihuni oleh orang berdarah Jerman, yang berarti - mengingat hubungan bangsa Inggris, Jerman, dan Italia yang bermusuhan pada saat itu - Warga Roseto tidak mau bercampur dengan orang dari kota lain. 

Kalau kita menyusuri jalanan di kota Roseto, Pennsylvania, pada beberapa awal dekade setelah tahun 1900, kita hanya akan mendengar bahasa Italia, dan bukan bahasa Italia seperti umumnya, melainkan dengan dialek Foggia selatan yang kental seperti yang digunakan di kota Roseto, Italia. 

Roseto, Pennsylvania, menjadi dunia kecil yang mandiri - tidak dikenal oleh lingkungan masyarakat di luar kota itu - dan mungkin akan tetap seperti itu bila bukan berkat seorang pria bernama Stewart Wolf. 

Wolf adalah seorang dokter. Dia mempelari ilmu pencernaan dan perut, serta berekolah di sekolah kedokteran di University of Okhlahoma. 

Dia menghabiskan musim panasnya di sebuah pertanian di Pennsylvania, tidak jauh dari Roseto - walaupun , tentu saja, hal ini tidak berarti banyak karena Roseto merupakan dunia tersendiri sehingga sungguh mungkin jika kita hidup di kota tetangganya dan tidak pernah mengetahui apa pun tentang kota Roseto. 

"Sekali waktu kami pergi ke kota itu di musim panas - saya diundang untuk memberikan ceramah di lingkungan kedokteran setempat," ujar Wolf bertahun-tahun kemudian dalam sebuah wawancara. 

"Saat ceramah sudah selesai, salah seorang dokter setempat mengundang saya untuk minum bir. Dan saat kami sedang minum, dia mengatakan, "Tahu tidak, saya sudah menjadi dokter selama tujuh belas tahun lamanya. Saya sudah melayani pasien dari seluruh penjuru kota ini dan saya jarang menemukan orang berusia di bawah 65 tahun di Roseto yang mengidap penyakit jantung."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun