Mohon tunggu...
ada bilaa
ada bilaa Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa psikologi yang saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta di Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hasil Review Jurnal Internasional

18 Desember 2023   09:09 Diperbarui: 18 Desember 2023   09:16 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hasil Penalitian dan Pembahasan :

Responden pada penelitian berjumlah empat orang, yang terdiri dari dua responden utama dan dua responden tambahan dan mendapatkan hasil sebagai berikut .

a.Responden MK

MK adalah seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun dan sedang menempuh pendidikan kelas empat di Sekolah Dasar. MK memiliki perilaku seksual yang tidak pantas. Dia suka memegang alat kelamin orang dewasa/teman sebaya tanpa izin dengan frekuensi minimal dua kali sehari dan sering menonton konten pornografi. MK memiliki hubungan yang dekat dengan ibunya tetapi tidak dekat dengan ayahnya karena ibunya yang selalu menemani keseharian MK sedangkan ayahnya jarang dirumah.

MK mengalami hambatan dalam perkembangan seksualnya yaitu MK mengalami tahap perkembangan falik di usia yang seharusnya mengalami tahap litensi. MK juga mengalami ketiakpuasan pada tahap oral sehingga mengalami fiksasi yaitu sering menggigit kukunya. Selain itu, MK juga mengalami kegagalan pada tahap anal sehingga mengalami fiksasi yaitu membuang air besar sembarangan.

Orang tua MK awalnya tertawa menghadapi perilaku seksualnya karena ianggap hiburan, tetapi kemudian menjadi marah dan memberikan hukuman. Dampak dari pola asuh orang tua MK yang tidak konsisten/tegas terhadap kesalahan MK adalah tidak menimbulkan efek jera dan rasa takut pada MK. Bahkan MK selalu diam saat diberi teguran oleh orang terdekatnya  dan sering lari.

b.Responden MI

MI adalah seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang juga memiliki perilaku seksual yang tidak pantas. Dia suka memegang alat kelamin orang dewasa/teman sebaya tanpa izin dan sering melakukan perilaku seksual di rumah seperti telajang dan sering memegang kelamin kakaknya. Perilaku seksual MI dipelajari dari ibunya yang sering memegang alat kelamin MI diwaktu kecil, selain ibunya, sepupu dan kakak MI juga melakukan hal yang sama terhadap MI di waktu kecil. MI tidak mengalami hambatan dalam perkembangan seksualnya dan tidak mengalami fiksasi sehingga berbeda dengan reponden pertama. Pada tahap laten, MI memiliki perilaku suka memegang alat kelamin orang lain hal ini terjadi secara berulang karena suah menjadi kebiasaan dan menjadi suatu hal yang disukai. Ibu dan sepupu MI menganggap perilaku seksualnya sudah tidak normal dan mengganggu orang lain disekitarnya.

Pada tahap oral, responden iberhentikan menyusui secara paksa karena responen mengalami berat badan yang berlebihan sehingga di usia empat menjelang lima tahun, responden memiliki kebiasan menggigit kuku sampai berdarah dan mengunyah tisu hingga sekarang. Ketidakpuasan pada tahap oral dapat menimbulkan kemunduran yaitu kebergantungan anak kepada orang tua atau banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi oleh orang tua. Respon orang tua terhadap perilaku anaknya yaitu marah dan melarang responden untuk menggigit jari atau mengunyah tisu. Pada tahap anal, responden dengan usia sembilan tahun belum mampu membuang air besar secara mandiri. Respon yang diberikan orang tua responden yaitu marah dan memberikan ancaman kepada responden tetapi tidak berhasil sampai sekarang.

Pada tahap falik, perilaku seksual pada usia anak merupakan sesuatu hal yang wajar karena seks termasuk salah satu hal yang sering muncul pada anak. Hal ini sesuai dengan Hurlock (1980) yang mengemukakan bahwa anak akan memperlihatkan ketertarikan mereka terhadap seks saat berusia dua sampai enam tahun. Bentuk ketertarikan seks pada usia anak yaitu dengan membicarakan sesuatu yang bersifat seksual dengan teman mereka, melihat gambar pria dan wanita yang seksi, bermain seks dengan teman baik sejenis maupun lawan jenis apabila tidak terdapat orang dewasa. Awal munculnya perilaku seksual di usia 4 dan 6 tahun merupakan sesuatu yang wajar berdasarkan tahapan perkembangan seksual Sigmund Freud.

Freud (Barriyati, 2018) mengemukakan bahwa perkembangan seksual pada anak yang berusia 3-6 tahun berada pada tahap falik. Pada fase ini, pusat kenikmatan anak berpusat pada alat kelamin, yaitu penis pada laki-laki dan klitoris pada perempuan sehingga perilaku seksual yang muncul di usia 3-6 tahun merupakan hal yang wajar. Jika ditinjau dari perkembangan seksual Sigmund Freud, responden yang sudah berusia 7 dan 9 tahun sedang berada di tahap laten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun