Indonesia kembali berduka. Salah satu putra terbaiknya Brigadir Haidar harus meregang nyawa ditangan orang tidak dikenal (OTK) di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua.
Diliat dari berbagai pemberitaan, sosok Brigadir anumerta Haidar penulis lihat merupakan sosok yang berprestasi.
Semasa hidupnya Haidar merupakan anggota Polda Papua yang berpengalaman dalam sejumlah operasi di Bumi Cendrawasih.
Polisi asal Sulawesi Selatan itu tercatat berhasil menangkap para pentolan kelompok kriminal bersenjata (KKB) disejumlah tempat.
Kepergian Haidar nyatanya tidak begitu saja meninggalkan jejak, didetik-detik akhir, sang putra bangsa ternyata sempat melakukan aksi heroik.
Ia mengorbakan dirinya untuk mengungkap ancaman dan intimidasi  bahkan tindak pidana baik penganiayaan, pemerkosaan, maupun tindak kejahatan lainnya di lokasi Ia menghembuskan nafas terakhir.
Berkaca dari kasus Brigadir Haidar, bukan "lebay" rasanya jika polisi yang ditugaskan didaerah konflik seperti Puncak Jaya Papua harus memiliki keahlian diatas rata-rata.
Mungkin saja polisi disana, harus memiliki keahlian berperang layaknya TNI.
Bukan tanpa sebab, catatan menunjukan beberapa kasus konflik yang berujung kematian banyak ditemukan disana.
Salah satunya, mungkin masih segar diingatan kita semua, dengan kasus 31 karyawan proyek dibantai dengan sadisnya di Papua.
Ini sudah saatnya TNI dan Polri kembali menyakutan sinergitas demi kedamaian tanah Cendrawasih. Â Dan jangan sampai kasus Brigadir Haidar muncul dan terulang kembali.
Terimakasih Brigadir Anumerta Haidar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H