Mohon tunggu...
Adi Firmansyah
Adi Firmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - frelance dan konten kreator

saya seorang freelance dengan keseharian menjadi konten kreator di youtube dan beberapa artikel di website.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sumber dan Respon Dunia terhadap Inflasi Global

10 September 2024   09:00 Diperbarui: 10 September 2024   09:02 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels.com/Karolina Kaboompics

Bagian 1: Pemahaman Dasar dan Penyebab Utama Inflasi Global

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah menyaksikan lonjakan harga barang dan jasa yang mengkhawatirkan di berbagai sektor ekonomi. Dari bahan pangan hingga bahan bakar, biaya hidup sehari-hari meningkat secara drastis di banyak negara. Fenomena ini, yang dikenal sebagai inflasi, bukanlah hal baru dalam ekonomi global. Namun, apa yang membuat inflasi kali ini berbeda dan mengapa banyak negara kesulitan mengendalikannya?

Untuk memahami inflasi global dan penyebab harga di seluruh dunia terus meningkat, penting bagi kita untuk mengkaji beberapa faktor kunci yang berperan. Di tengah berbagai variabel yang kompleks, ada tiga faktor utama yang saling terkait, yaitu pandemi COVID-19, ketidakstabilan geopolitik, dan ketegangan rantai pasokan global. Faktor-faktor ini menciptakan efek domino yang menyebabkan lonjakan harga di berbagai sektor ekonomi dunia.

Apa Itu Inflasi?

Inflasi pada dasarnya adalah kenaikan umum harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian dari waktu ke waktu. Ketika harga barang meningkat, nilai uang yang dimiliki seseorang berkurang, karena daya belinya menurun. Dalam konteks ini, jika harga sepotong roti 5 tahun yang lalu seharga Rp.1.000 dan sekarang meningkat seharga Rp.3.000, dengan demikian uang Rp.1.000 yang sama saat sekarang tidak bisa untuk membeli roti tersebut. Maka dari itu, inflasi adalah penurunan daya beli dari nilai uang.

Inflasi dapat diukur melalui berbagai indeks harga, seperti Indeks Harga Konsumen (IHK), yang melacak harga barang-barang pokok seperti makanan, bahan bakar, dan jasa, atau Indeks Harga Produsen (IHP) yang mengukur harga dari sudut pandang produsen. Bank sentral di seluruh dunia, termasuk Federal Reserve di Amerika Serikat dan Bank Sentral Eropa, biasanya menetapkan target inflasi tahunan yang berkisar antara 2-3%. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, inflasi global telah jauh melampaui target ini, menciptakan tantangan besar bagi banyak negara.

Pandemi COVID-19 dan Dampaknya terhadap Inflasi

Salah satu pendorong utama inflasi global adalah dampak pandemi COVID-19. Pada awal 2020, ketika pandemi mulai menyebar secara global, banyak negara memberlakukan karantina wilayah atau lockdown untuk mengendalikan penyebarannya. Akibatnya, aktivitas ekonomi di seluruh dunia hampir terhenti. Industri manufaktur terhenti, rantai pasokan terganggu, dan pasar tenaga kerja mengalami tekanan besar.

Pada saat yang sama, pemerintah di berbagai negara meluncurkan paket stimulus ekonomi besar-besaran untuk menopang perekonomian mereka. Misalnya, di Amerika Serikat, pemerintah memberikan bantuan langsung tunai kepada warganya, sementara di Eropa, berbagai program subsidi upah diterapkan untuk mencegah gelombang PHK. Langkah-langkah ini, meskipun penting untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi di tengah krisis, juga berkontribusi pada peningkatan permintaan barang dan jasa ketika pasokan masih terbatas.

Ketika pembatasan mulai dilonggarkan dan ekonomi mulai pulih, banyak orang kembali bekerja dan menghabiskan uang mereka yang sebelumnya disimpan selama lockdown. Permintaan barang seperti mobil, peralatan elektronik, dan bahan baku meningkat tajam. Namun, dengan rantai pasokan yang belum sepenuhnya pulih dan produksi yang masih tertahan, hal ini menciptakan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran, yang memicu lonjakan harga.

Salah satu contoh yang mencolok adalah pasar chip semikonduktor. Ketika pandemi melanda, permintaan terhadap perangkat elektronik melonjak karena lebih banyak orang bekerja dari rumah. Namun, produksi chip yang terhenti selama pandemi menyebabkan kekurangan pasokan global yang mengakibatkan kenaikan harga di seluruh sektor yang bergantung pada chip, seperti industri otomotif dan teknologi.

Ketidakstabilan Geopolitik: Perang dan Sanksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun