Mohon tunggu...
Agatha Pascal
Agatha Pascal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Era Digital: Demokrasi Berjalan dengan Blow Up Media

15 April 2016   13:16 Diperbarui: 15 April 2016   13:29 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bukan berarti masyarakat tidak diperbolehkan untuk menuliskan pendapat dan opininya melalui media sosial yang mereka miliki, namun lebih cenderung pada kebebasan dalam berdemokrasi yang sudah terlalu bebas ini yang menjadi tidak ada batasnya. Dan ketika hal ini berhubungan dengan media sosial maka akan sulit mengaturnya karena identitas dari sipenulis akan sulit dilacak. 

Saat kasus seperti ini terjadi, hal lain yang disayangkan adalah jurnalis-jurnalis lebih memblow up kejadian ini. Dengan berita yang terus update di media berbasis internet maka dengan cepat informasi diperoleh dan verivikasi dari berita yang ada tidak terlalu dipedulikan. Jika sebuah berita diblow up besar-besaran melalui internet dan tersebar di dalam media sosial maka efek yang akan terjadi juga lebih cepat jika dibandingkan media-media cetak dan siar. Masyarakat dapat secara langsung melihat bukti dari pemberitaan dengan cara mencari berita terkait melalui sebuah kata kunci karena berita yang dituju sudah disatukan atau aggregated oleh mesin-mesin pencari sebut saja seperti google.


Pemberitaan besar-besaran seperti demikian memang mencuri perhatian masyarakat untuk mengetaui hal yang sedang heboh atau banyak dibicarakan lalu orang-orang yang tidak diketahui kredibilitasnya ikut ambil bagian dalam menuliskan berita terkait. Kecepatan yang dituntut oleh penulis atau wartawan media online menjadi bahan yang kurang dipertimbangkan jika terkait dengan verifikasi berita. Jika sebuah berita sudah di blow up namun tidak dipedulikan verifikasinya hal inilah yang dapat membuat kabur.

 Belum lagi dampak lain yang dapat ditimbulkan seperti masyarakat menjadi percaya akan hal yang belum benar. Selain itu blow up yang terjadi juga mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap suatu hal tertentu, tergantung pada hal apa yang sedang di blow up oleh media. Dahulu jika media online belum banyak menjangkau masyarakat, jika ada berita besar-besaran terjadi masyarakat lebih mampu memilah hal yang terjadi. Ketika era digital, banyaknya berita yang diterima oleh masyarakat maka membuat suatu berita menjadi kabur dan dengan blow up besar-besaran rasa ingin tahu dari masyarakat dipicu namun karena berita yang kabur sering terjadi kesalahpahaman. 

Ditambah dengan apa-apa yang di atas namakan demokrasi maka blow up besar-besaran yang ada dapat memperkeruh berita. Seperti contoh yang tadi sudah dituliskan, memang bukti dari hal yang bersangkutan memang ada, namun efek dari bukti yang tidak diperkirakan dan hujatan dari masyarakat yang juga sangat banyak karena mereka sangat bebas dalam menuslikan pendapatnya. Blow up ini akan berhenti ketika masyarakat juga membiarkan berita tersebut dan tidak terus-terusan mencari atau memperbincangkan berita tersebut.

 Sebaiknya masyarakat tidak langsung percaya pada sebuah berita yang muncul melalui internet atau lebih baik melakukan verig\fikasi dengan mencari berita-berita terkait. Jika sudah mengetahui berita tersebut secara baik dan benar baru mngungkapkan aspirasi atau pendapat atau opininya dengan berbagai sudut pandang tidak hanya dengan sebuah berita online yang sedang ramai diperbincangkan lalu dicadikan acuan atas hal yang dipercaya.


Blow up besar-besaran pada media dapat memberikan macam-macam dampak kepada masyarakat, dapat berupa dampak positif, dapat juga berupa dampak negatif. Berkaitan dengan sistem pemberitaan media online yang terus mengupdate atau saling terkait antara satu berita dengan berita lainnya sudah sangat baik jika media dimanfaatkan dengan benar yaitu salah satunya dengan menunjukkan bukti-bukti lain berupa video atau foto penguat agar dapat terpercaya. Masyarakat juga harus mampu memilah berita terkait dengan pemberitaan besar-besaran yang media-media berita lakukan dengan kemudahan internet saat ini. 

Jangan sampai dengan kemudahan internet dan portal-portal berita online, masyarakat jadi terbawa arus dan pemberitaan yang kurang benar adanya. Mengetahui hal yang sedang ramai diperbincangkan memang perlu, untuk menambah wawasan. Namun kembali lagi kepada pembacanya agar lebih pintar dalam mengolah informasi yang didapat supaya tidak terbawa pola blow up berita pada media terutama media-media online yang sangat denkat dan dapat diakses kapan pun dan di mana pun.

Refrensi:
Deuze, Mark. 1999. Journalism and The Web: An Analysis of Skills and Standards in an Online Environment. London: Sage Publication.
Kovach, Bill,. & Tom Rosentiel. 2006. Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: Yayasan Pantau.
Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun