Mohon tunggu...
Agatha Pascal
Agatha Pascal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Era Digital: Demokrasi Berjalan dengan Blow Up Media

15 April 2016   13:16 Diperbarui: 15 April 2016   13:29 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Teknologi setiap tahunnya terus berkembang. Selain teknologi yang terus berkembang, masyarakat pengguna teknologi juga dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut secara sadar maupun tidak sadar. Tidak mungkin jika teknologi yang ada tersebut, mengalami kemunduran. Hal yang mungkin terjadi hanya teknologi yang sudah ada, berkembang tidak se-pesat dahulu. Selain menyesuaikan jaman teknologi terus berkembang juga karena faktor penggunanya yang selalu menuntut lebih dan lebih dari teknologi sudah yang ada. 

Semua hal menjadi instan dan memudahkan manusia penggunanya. Mulai dari pagi hari ketika kita mandi sebelum melakukan aktivitas, dahulu jika kita ingin mandi dengan air hangat salah satu cara adalah dengan memasak air hingga mendidih lalu mencampurkannya dengan air dingin. Sudah dari beberapa waktu lalu muncul yang dinamakan water heater sebagai pengganti panci atau ceret yang dapat kita gunakan untuk memasak air hangat. Water heater sangatlah mudah untuk digunakan karena kita hanya tinggal menyalakan tombol nyala dan matikan dari alat tersebut, maka kita sudah bisa mendapatkan air hangat bahkan air hangat tersebut dapat kita atur kekuatan panasnya. 

Mungkin water heater bukanlah hal berbau teknologi baru karena sudah ada dari bertahun-tahun lalu, contoh lainnya adalah kebiasaan menonton film dan mendengarkan musik bagi beberapa orang. Dahulu kita harus membeli CD ataupun kaset untuk mendangarkan lagu atau menonton film yang kita inginkan. Setelah itu muncul alat untuk menduplikat CD dengan mudah maka beredarlah CD bajakan yang sebenarnya merugikan rumah-rumah produksi yang ada. Berkembangnya internet juga mempengaruhi peredaran film dan musik yang mana membuat pengguna dan penikmat film dan musik tidak perlu menyimpan data dari film dan musik tersebut. Saat ini hanya dengan mencari film dan musik yang kita inginkan di internet, kita sudah dapat mengakses itu semua dengan mudah tanpa perlu menyimpannya serta dapat kita lakukan di mana pun dan kapan pun selama kita memiliki media yang tersambung dengan internet. 


Memperoleh berita atau surat kabar saat ini juga sangat mudah. Jika dahulu kita perlu membeli koran atau majalah terlebih dahulu untuk mengerti berita terkini atau harus menonton berita pada televisi yang isinya cenderung pada pemberitaan seperti koran kuning (pembunuhan, perampokan, dan seks) atau hanya berita yang sedang ramai diperbincangkan saat itu lalu terus-menerus di berikan kepada publik hingga ada berita lainnya yang mampu mencuri perhatian penontonnya. Untuk saat ini memperoleh sebuah berita dapat kita lakukan dengan sentuhan jari saja. 

Dengan bantuan internet semuanya menjadi mudah, berita dapat diperoleh kapan pun dan di mana pun. Portal-portal berita sangat mudah untuk diakses. Berita yang kita peroleh juga tidak hanya berupa berita teks saja, melainkan ada juga berita audio, dan berita video yang dapat diakses melalui piranti-piranti pintar saat ini. Beberapa contoh tadi dapat dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu hari. Jika diruntutkan di dalam keseharian satu hari yang kita lakukan, sudah berapa banyak teknologi yang kita gunakan untuk membantu hidup kita setiap harinya.


Era demokrasi seperti saat ini memberikan ruang bagi orang-orang, masyarakat biasa sekalipun untuk berpartisipasi di dalam politik pemerintahan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menyuarakan aspirasinya lewat opini-opini. Opini publik sendiri memiliki macam-macam arti, salah satunya adalah “ungkapan pandangan yang baur dan tak terorganisasi, yang sering disimbolikkan sebagai budaya, konsensus dan apa yang oleh para politikus dengan fasih disebut opini publik” (Rakhmat, 2008, hal. 12). Sebagai negara yang menjunjung demokrasi maka masyarakatnya diberikan ruang untuk beropini. Lewat bermacam-macam media masyarakat dapat mengungkapkan opini dan pendapatnya. 

Pada salah satu prinsip dalam dasar-dasar jurnalisme adalah jurnalisme sebagai forum publik serta jurnalisme untuk memantau kekuasaan dan menyambung lidah yang tertindas. Maksud dari Jurnalisme sebagai forum publik adalah forum atau ruang yang diberikan wartawan kepada masyarakat untuk menuliskan aspirasinya ataupun sang wartawan yang menuliskan aspirasi masyarakat namun tetap berdasarkan kebenaran, fakta, dan verivikasi terlebih dahulu. Sedangkan yang dimaksud dengan memantau kekuasaan dan menyambung lidah yang tertindas adalah wartawan harus menjadi watchdog dari masyarakat tidak hanya kepada pemerintahan namun juga kepada hal-hal yang ada dimasyarakat. 


Terkait dengan prinsip jurnalisme dan opini publik, masyarakat memiliki peluang besar untuk menuntut aspirasinya. Selain didukung oleh pers, masyarakat saat ini juga semakin dibantu dengan perkembangan teknologi ketika ingin mengungkapkan aspirasinya. Yaitu dengan media-media sosial yang semakin banyak memiliki pengguna. Seperti pada paragraph awal, masyarakat saat ini terbawa dan tertuntut oleh perkembangan teknologi salah satunya dengan hadirnya media sosial. Media sosial mampu menjadi sarana mengungkapkan opini dari penggunanya.

 Jika dahulu untuk mengungkapkan opini masrayakat harus dengan menuliskan opini pada surat kabar atau menelpon sebuah stasiun radio untuk ikut berbicara dan bercerita kepada pendengar radio lainnya mengenai apa yang ia pikirkan atau resahkan. Atau dengan cara yang lebih ektrim dibandingkan menulis atau berbicara adalah dengan berdemo. Saat ini sudah jarang ditemui pendemo-pendemo seperti saat dahulu. Hanya beberapa demo tahunan yang secara besar-besaran akan dilakukan, misal setiap tanggal 1 Mei untuk memperingati hari buruh.


Hadirnya media sosial membantu seseorang untuk menuliskan opininya secara terbuka tanpa perlu diketahui siapa orang tersebut, apa pekerjaan orang tersebut miliki, dan lain-lainnya menyangkut data pribadi orang itu. Karena negara Indonesia menjunjung demokrasi maka menuangkan aspirasi adalah bentuk demokrasi dari setiap warganya.

 Contoh paling dekat saat ini adalah mengenai hujatan yang masyarakat tuliskan di media sosial terkait dengan kasus seorang siswi di Medan yang terdapat di dalam sebuah video sedang memaki seorang polisi wanita yang memberhentikan mobilnya ketika ia sedang merayakan selesainya ujian nasional yang ia tempuh. Siswi tersebut direkam lalu video rekaman itu tersebar di media-media sosial dan media siar yang sontak memicu banyak komentar dari pengguna media sosial di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun